Guru besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) Bustanul Arifin - Medcom.id/Dian Ihsan Siregar.
Jakarta: Guru besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) Bustanul Arifin menyambut positif dua pasangan calon presiden, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto, memerhatikan sektor pertanian dan peningkatan produksi pangan. Namun, jangan sampai pembangunan itu ditujukan agar bisa memenuhi komoditas pangan. Apalagi, dikaitkan dengan berhasil tidaknya melakukan impor pangan.
"Contoh beras, Indonesia hanya tidak melakukan impor beras selama beberapa tahun saja, tepatnya di 1984. Namun, setelah itu kita sering mengimpor beras, meskipun sering up and down. Malah konteksnya (isu beras) jadi isu politik," kata Bustanul dalam diskusi 'Menakar Komitmen Capres/Cawapres dalam Pengembangan Sektor Pangan, Energi, dan Infrastruktur' di Gedung Pakarti Centre, Jakarta, Senin, 18 Februari 2019.
(Baca juga: Ekonom: Jokowi Lebih Menguasai Masalah Ketimbang Prabowo)Dia menyatakan, ketika menekankan pada penyusutan impor pangan, maka Indonesia akan berisiko mengalami kekurangan pangan. Pada akhirnya, menyebabkan harga pangan melonjak.
Masalah swasembada pangan, lanjut dia, perlu memandang yang lebih luas karena Indonesia mampu menghasilkan pangan yang cukup untuk masyarakat luas.
"Jadi, kita perlu spesialisasi produk pertanian yang cocok dan menguntungkan untuk kita semua, tidak bukan untuk setiap komoditas. Jika perlu impor komoditas yang kurang cocok didapatkan untuk bangsa ini," tutur dia.
(REN)
http://bit.ly/2IhRCvf
February 18, 2019 at 03:37PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pengamat: Isu Pertanian Tak Melulu soal Impor"
Post a Comment