Risiko yang Didapat jika Bekerja pada Shift Malam

Gen perbaikan DNA lebih rendah dan semakin menurun karena waktu tidur terganggu. (Foto Ilustrasi: Glenn Carstens/Unsplash.com)

Jakarta: Apakah Anda sering bekerja pada shift atau dinas malam? Hal ini bisa jadi menyenangkan, namun di satu sisi juga dapat memperburuk kondisi kesehatan Anda.

Pasalnya sebuah jurnal akademik Anesthesia menerangkan jika orang yang bekerja pada shift malam rentan mengalami gangguan ketika menjaga kestabilan genetik. Menyebabkan gen perbaikan DNA lebih rendah dan semakin menurun karena waktu tidur terganggu.

"Kerusakan DNA adalah perubahan struktur dasar DNA yang tidak diperbaiki ketika DNA direplikasi," kata S. W. Choi, penulis studi dari Research Associate di The University of Hong Kong, dinukil Times of India.

Menurut Choi, ada banyak hal yang bisa terjadi ketika seseorang mengalami gangguan perbaikan DNA. Di antaranya meningkatkan risiko terserang kanker, diabetes, penyakit kardiovaskular, hingga neurologis dan paru.

Baca juga: Faktor yang Membuat Bulu Kuduk Merinding Secara Tiba-tiba

"Ini sangat berbahaya karena kegagalan perbaikan DNA menyebabkan ketidakstabilan genom dan kematian sel, sedangkan kerusakan DNA dapat menyebabkan peristiwa penggabungan yang tidak sesuai, mendasari transformasi onkogenik," tambah Choi.

Dalam studi tersebut Choi menguji kesehatan para peserta penelitian yang berprofesi sebagai dokter. Mereka dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan waktu kerja, berdinas pada malam dan waktu normal.

"Lalu sampel darah mereka kami ambil dan bandingkan setelah tiga hari bekerja," ungkap Choi.

Setelah menjalani rangkaian pengecekkan darah, Choi menemukan adanya peningkatan gangguan DNA yang lebih tinggi pada kelompok dokter yang bekerja malam hari. Kerusakan DNA ini meningkat lebih dari 25 persen ketimbang kelompok dokter yang bekerja pada jam kerja normal.

"Studi ini menunjukkan bahwa tidur yang terganggu dikaitkan dengan kerusakan DNA," tandas Choi.

(FIR)

Let's block ads! (Why?)