Duta Besar Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Arifin Tasrif mengatakan, perjanjian tersebut sudah berlangsung sejak 2008. Kemudian, kerja samanya ditinjau kembali pada 2014.
"Peningkatan ekspor sedang kita upayakan di IJEPA. Ini sudah dari 2008. Masih ada beberapa item yang masih alot (perundingan peninjuan menyeluruh)," kata Arifin di Osaka, Jepang, Minggu, 3 Februari 2019.
Dia berharap kesepakatan dari peninjauan kerja sama dagang ini bisa rampung Juni 2019. Sehingga, Indonesia bisa leluasa untuk mengekspor ke Jepang.
"Dengan Jepang harap bisa selesai di 2019, jelang G20. Nanti kepala negara (anggota G20) meeting, sebelum itu kita harapkan disepakati," ujar dia.
Arifin berharap ekspor Indonesia ke depan bisa terus meningkat. Apalagi, banyak negara lain mengalami peningkatan ekspor setelah melakukan perjanjian seperti (IJEPA).
"Ini Jepang dengan negara lain sudah banyak yang kesepakatan, ada keringanan pajak. Kalau itu bisa disepakati lebih banyak komoditas Indonesia di sektor agrikultur, perikanan bisa banyak masuk ke sini (Jepang)," beber dia.
Arifin juga berharap IJEPA dapat meningkatkan kembali suplus perdagangan Indonesia terhadap Jepang. Perdagangan Indonesia saat ini masih surplus USD2 juta atas Jepang.
"Indonesia selalu suplus. Tahun lalu turun karena commodity price, tapi tahun lalu wake up lagi. (Dengan IJEPA suplus bisa naik) Bisa," pungkas dia.
http://bit.ly/2GkSCft
February 04, 2019 at 12:06AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Meningkatkan Surplus Melalui Kerja Sama dengan Jepang"
Post a Comment