Jakarta: Sedikitnya 44 perusahaan startup di Tanah Air tengah bersaing memperebutkan gelar unicorn. Gelar tersebut hanya bisa disematkan ketika perusahaan memiliki nilai valuasi lebih dari USD1 miliar.
Puluhan perusahan startup yang berpotensi menjadi unicorn tersebut bergerak di bidang teknologi jasa pendidikan (edutech), teknologi jasa konsultasi kesehatan (healthtech) dan teknologi jasa keuangan (fintech).
Mereka adalah Tanihub, Iruna Elogistics, Cermati, Adskom, Ralali, Picmix, Orami-Bilna, Qraved, Fabelio, Koinworks, Tada Network, Payaccess, Cashlez, Lemonilo, Tees.co.id, Telunjuk.com, Tukangsayur.co, Floweradvisor, Buahhatiku.com, Plazakamera.com, Zahra.org.
Selanjutnya Ideoworks.id, Prosehat, Ahlijasa, Indoproc.com, Femaledaily, Porter, Velospace&Co, Kofera Technology, Excellence.Asia, Happy5, Berrykitchen, Sociabuzz, Jojonomic, Adsvokat, Eva, Ro-cket Pizza Indonesia, Bridestory, MBDC, Evhive, Bareksa, Snapcart, Agate, Modalku.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan pemerintah berkomitmen dalam mendorong pertumbuhan bisnis startup di Indonesia. Komitmen tersebut tercermin dari program 1.000 startup dan pembangunan infrastruktur penunjang berupa program Palapa Ring.
Palapa Ring Broadband adalah proyek pembangunan jaringan serat optik di 57 kabupaten/kota terpencil dengan kontur geografis yang sulit dijangkau. Dengan begitu, sistem telekomunikasi nasional dapat menjangkau seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
“Selama 5 tahun pertama ada komitmen selain program 1.000 startup baru dan pembangunan infrastuktur penunjang terus digenjot adalah salah satunya program Palapa Ring,” kata Rudi saat diundang dalam program metrotvnewsroom, pada Rabu 20 Februari 2019.
Disamping itu, pemerintah juga merumuskan insentif pajak bagi pelaku bisnis digital. Karenanya, pemerintah berani menargetkan lima startup baru memperoleh gelar unicorn tahun ini. Kelimanya diharapkan berasal dari bidang teknologi jasa pendidikan atau edutech.
“Target kita tahun ini ada 5, tergantung transaksi kita utamakan dari sektor pendidikan,” ungkap dia.
Rudi menambahkan pertumbuhan ekonomi digital diperkirakan mencapai 18,5 persen per tahun dengan proyeksi sumbangan sebesar USD150 miliar terhadap PDB pada 2025 mendatang. Sektor ini juga dipercaya menyerap 12 juta pekerja pada tahun ini.
“Kita lihat di Gojek ada driver yang akhirnya jadi driver online. Tadinya yang tidak kerja jadi kerja karena tertarik misal Go Food untuk nganter makanan, sekarang yang jago masak engga perlu susah-susah nyari tempat untuk buka warung atau kafe. Dari dapur bisa langsung kirim ke pelanggan tanpa perlu tempat,” pungkas dia.
Adapun empat perusahaan unicorn di Asia tenggara atau perusahaan startup yang bernilai di atas USD1 miliar berada di Indonesia yakni Go-Jek (USD9 miliar), Bukalapak (USD1 miliar), Tokopedia (USD7 miliar), dan Traveloka (USD4,1 miliar).
Sementara, empat lainnya ada di Singapura yaitu Grab (USD10 miliar), SEA (USD4,9 miliar), Lazada (USD3,2 miliar), dan Razer (USD2 miliar).
(Des)
https://ift.tt/2Np4eQg
February 22, 2019 at 04:21PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "44 Startup Indonesia Berebut Gelar Unicorn"
Post a Comment