New York: Kurs dolar Amerika Serikat (USD) menguat terhadap euro pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB), di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan yang memburuk untuk kawasan zona euro dan munculnya kekhawatiran baru atas ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Mengutip Antara, Jumat, 8 Februari 2019, indeks USD, yang melacak greenback versus euro, yen, pound Inggris dan tiga mata uang utama lainnya, naik sebanyak 0,12 persen menjadi 96,505, kenaikan untuk sesi keenam berturut-turut.
Komisi Eropa memangkas dengan tajam proyeksi pertumbuhan ekonomi zona euro tahun ini dan berikutnya, karena pihaknya memperkirakan negara-negara terbesar blok tersebut akan tertahan oleh ketegangan perdagangan global dan tantangan-tantangan domestik.
Euro 0,11 persen lebih rendah terhadap greenback, merupakan penurunan sesi keempat berturut-turut. Euro juga turun di awal sesi setelah produksi industri Jerman secara tak terduga jatuh pada Desember.
Ketegangan perdagangan global dan meningkatnya utang publik mempercepat perlambatan di negara-negara terbesar di blok itu, mempersulit rencana Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menaikkan suku bunga tahun ini dan melemahkan mata uang tunggal.
"Laporan ini pada dasarnya hanya menguraikan apa yang sekarang diketahui oleh semua orang, bahwa ada perlambatan yang nyata. Semuanya menjadi semacam penggabungan dalam narasi ini bahwa bank sentral mungkin tidak akan melakukan apapun untuk sisa tahun ini," kata Analis Mata Uang Senior OANDA Alfonso Esparza, di Toronto.
Jumlah orang Amerika yang mengajukan aplikasi untuk tunjangan pengangguran turun dari mendekati tertinggi satu setengan tahun pekan lalu, menunjuk pada kekuatan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan yang akan terus menopang ekonomi AS.
Kenaikan USD S baru-baru ini terjadi, meskipun Federal Reserve (Fed) berubah menjadi dovish tentang suku bunga pada minggu lalu. Greenback sedikit melemah di tengah berita Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping tidak mungkin bertemu sebelum tenggat waktu 1 Maret yang ditetapkan untuk mencapai kesepakatan perdagangan.
Terhadap yen, yang cenderung menguntungkan selama tekanan geopolitik atau finansial karena Jepang adalah negara kreditor terbesar di dunia, greenback turun 0,11 persen. Dolar Australia stabil, sehari setelah bank sentral Australia mengisyaratkan perubahan dari bias pengetatan yang telah berlangsung lama dan mengirim Aussie turun 1,8 persen.
(ABD)
http://bit.ly/2DYiwUC
February 08, 2019 at 09:46AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Perkasa"
Post a Comment