Search

Pemerintah Pastikan Peneliti dan Inovator dapat Royalti

Jakarta:  Pemerintah memastikan peneliti dan inovator yang menggunakan fasilitas negara akan tetap mendapatkan royalti.  Terutama apabila penelitiannya diproduksi massal dan dipasarkan serta dilakukan melalui kolaborasi Triple Helix (kolaborasi akademik, pemerintah, dan industri)

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menegaskan hal tersebut, saat Peluncuran Base Station 4G LTE - ITB, akhir pekan lalu, di Aula Timur Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Saat saya awal menjadi Menteri, para peneliti dan inovator di pendidikan tinggi tidak bisa mendapat royalti, karena dianggap mereka memanfaatkan fasilitas riset negara. Saya sampaikan, kalau seperti itu, tidak akan ada peneliti dan inovator yang mau berkarya," ungkap Nasir.

Baca:  LIPI Manfaatkan Organisme Laut untuk Lawan Kanker

Nasir mengatakan, telah mengkomunikasikan kepada Menkumham (Menteri Hukum dan HAM), agar royalti dapat diberikan kepada peneliti.  Kini peneliti, perekayasa, dosen, maupun mahasiswa dapat menggunakan fasilitas negara untuk dukungan risetnya dan tetap mendapatkan royalti.  

"Akhirnya bertemu satu kesepakatan, semua fasilitas negara yang digunakan oleh peneliti dan inovator hingga dapat menghasilkan paten dan royalti yang berasal dari penelitian, pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka royaltinya bisa dibayarkan kepada institusi tersebut, serta para peneliti dan inovator," ungkap Menristekdikti.

InfiniTeBe ITB

Terkait Base Station 4G LTE - ITB, ini merupakan produk dari Pusat Mikroelektronika ITB yang akan diproduksi oleh PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI).  Produk ini nantinya akan digunakan perdana oleh Telkomsel.

"Kami mengucapkan terima kasih untuk dukungan semua pihak, sehingga hari ini dan seterusnya Produk InfiniTeBe dapat segera kita manfaatkan. Saya sangat mengapresiasi  PT INTI untuk manufacturing-nya. Mudah-mudahan PT Telkomsel dan PT INTI dapat berkolaborasi untuk gunakan produk ini", ungkap Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Kadarsyah Suryadi.

InfiniTeBe Base Station 4G LTE adalah alat yang dapat menyalurkan sinyal Forth Generation Long-Term Evolution (4G LTE) dari telepon cerdas kepada satelit dan sebaliknya. InfiniTeBe ini ditargetkan akan menggantikan base transceiver station (BTS) yang berukuran lebih besar dan lebih mahal.

Ukuran InfiniTeBe berdimensi tinggi 40 cm panjang 25 cm dan lebar 16 cm (seukuran tas ransel) dan dapat dibawa secara portable serta dapat diperbanyak sesuai kebutuhan dengan lebih fleksibel, dibandingkan BTS yang berukuran tiang menara.   Selain untuk penggunaan publik, InfiniTeBe  dapat diterapkan pada wilayah militer untuk penguatan ketahanan nasional, daerah yang rentan (rawan) bencana alam, dan daerah Terpencil, Terdepan, dan Terluar (3T).

Selain itu InfiniteBe juga dapat menyalurkan sinyal lebih cepat hingga 10 Mbps per kilometer persegi ketimbang BTS berbasis tiang menara.  "InfiniTeBe jelas dapat menghemat biaya,  menyalurkan sinyal 4G LTE sebesar 22,83 persen, dari sebelumnya 51.900 Rupiah per Kilobits per second (Kbps), menjadi 40.050 Rupiah per Kbps," tutup Kadarsyah.

(CEU)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2UBZ2e7

February 04, 2019 at 06:08AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pemerintah Pastikan Peneliti dan Inovator dapat Royalti"

Post a Comment

Powered by Blogger.