Ngabalin mengatakan, dirinya sejak lama telah mengingatkan agar para petani itu tak ikut aksi jalan kaki dari Jambi ke Jakarta.
"Saya dari dulu sudah bilang sama mereka, ke kepala rombongannya, terlalu jauh dari Jambi ke Jakarta. Kalau sekarang mereka jalan kaki dan meninggal di tengah jalan, siapa yang harus tanggung jawab? Apa Jokowi lagi yang harus tanggung jawab?" ujar Ngabalin saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (29/9).
Ngabalin mengklaim telah berkali-kali mengajak dialog perwakilan para petani untuk membahas tuntutan yang disampaikan. Namun ajakan itu selalu ditolak. Salah satu yang ingin disampaikan adalah perihal mediasi antara para petani dengan perusahaan sejak konflik pada 1986-1987. Berbagai upaya disebut telah dilakukan dengan pemda, Komnas HAM, hingga pengukuran ulang Kementerian ATR/BPN namun konflik masih terjadi.
"Saya sudah bilang terlalu jauh kalau jalan kaki, petani sudah tua. Hubungi saya pasti datang, kasih tahu masalahnya. Ke Papua saja saya datang kok, apalagi cuma Jambi," katanya.
Sebelumnya, salah seorang perempuan petani Jambi, Tamini, meninggal dunia usai kelelahan mengikuti aksi jalan kaki menuju istana untuk bertemu Jokowi. Aksi itu merupakan upaya protes petani terkait konflik lahan berkepanjangan dengan perusahaan sawit yang dilakukan sejak 28 Agustus lalu.
Mereka menagih janji Jokowi menyelesaikan konflik lahan antara SAD dan petani dengan PT Berkat Sawit Utama/PT Asiatic Persada.
Tamini sendiri disebut sempat berobat di rumah sakit. Namun ia akhirnya meninggal pada 14 September lalu. Sementara peserta aksi jalan kaki saat ini berada di Desa Mekar Jaya, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. (pris/chs)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2o9qrcf
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ngabalin Soal Petani Jambi Meninggal: 'Siapa Tanggung Jawab?'"
Post a Comment