Ngabalin mengatakan, keinginan untuk memajukan jadwal pelantikan itu merupakan usulan Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi ketika acara silaturahmi Jokowi dengan sejumlah pegiat Projo di Istana, Jumat (27/9).
"Dalam pertemuan itu di antara mereka mengusulkan bagaimana kalau pelantikan maju sehari supaya tidak ganggu mereka yang olahraga atau pergi ibadah. Itu saja usulannya, jadi bukan presiden yang mau," ujar Ngabalin saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (29/9).
"Presiden senyum saja, kemudian mengatakan 'Oh ya, bagus juga idenya'. Tapi Pak Jokowi kan sosok yang selalu taat asas, aturan perundang-undangan, kan sudah ada regulasinya, harinya, tanggalnya, tidak sembarangan," katanya.
KPU sebelumnya menegaskan, pelantikan presiden dan wakil presiden akan tetap digelar 20 Oktober 2019. Pasalnya, masa jabatan presiden telah ditetapkan dalam waktu tertentu. Artinya, siklus lima tahunan masa jabatan presiden adalah 20 Oktober. Hal itu sudah dilakukan sejak pilpres dan pelantikan presiden 20 Oktober 2004.
(pris/age)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2mwKHEt
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Istana Sebut Usul Pelantikan Maju dari Projo, Bukan Jokowi"
Post a Comment