Dikutip dari situs pemantau udara airvisual.com yang dipantau pada Selasa (10/9) pukul 07.47 WIB, Jakarta mendapat skor US Air Quality Index (AQI US) 153 alias masuk kategori tak sehat.
Dengan parameter polutan atau PM2.5, konsentrasinya mencapai 34 ug/m3. Di bawah Jakarta ada Lahore, Pakistan, yang mendapat skor 153.
Sejumlah lokasi di Jakarta yang memiliki konsentrasi polusi tertinggi antara lain kawasan AHP-Capital Place, Jl Gatot Subroto (skor 178); Pejaten Barat (175), Rawamangun (164); Kedubes AS di Jakarta Selatan (163); dan Mangga Dua Selatan (153).
Diketahui, kawasan Jl Gatot Subroto sendiri merupakan ruas jalan yang masuk wilayah perluasan ganjil genap.
Sehari sebelumnya, per pukul 08.49 WIB, kualitas udara Jakarta juga berada pada level tidak sehat dengan parameter US Air Quality Index (AQI US) 156.Kebijakan perluasan ganjil genap resmi diterapkan di sejumlah ruas jalan pada Senin (9/9).
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut kebijakan perluasan ganjil genap utamanya memiliki semangat ramah lingkungan dan mengurangi kemacetan.
"Tujuan utamanya sesungguhnya adalah lingkungan yang sehat. Dan lingkungan Jakarta sehat itu udara yang bersih. Kalau lalu lintas yang lancar, itu satu paket. Itu bukan sesuatu yang dipisahkan," kata Anies di IRTI Monas, Jakarta, Senin (12/8).Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta sendiri meminta Anies Baswedan mempercepat pelaksanaan Electronic Road Pricing (ERP) atau sistem jalan berbayar elektronik sebagai bagian dari mengatasi polusi udara di ibu kota.
[Gambas:Video CNN] (arh/gil)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2ZOUdFr
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Airvisual: Udara di Kawasan Ganjil Genap Jakarta Terburuk"
Post a Comment