Berdasarkan penanganan pihaknya, RSI Ar-Rasyid menduga bayi Elsa meninggal akibat radang paru-paru dan radang selaput otak akibat infeksi saluran pernapasan bawah.
Direktur RSI Ar-Rasyid Toni Siguntang menjelaskan, tim dokter mencurigai radang paru paru atau pneumonia dan radang selaput otak atau meningitis menjadi penyebab kematian anak dari Ita Septiana (27) dan Ngadirun (34) warga Desa Talang Bulung, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin tersebut.
"Kita hanya melihat yang terjadi saat dirawat. Kecurigaan kita itu kecurigaan medis, dasarnya ada," ujar Toni, Senin (16/9).
Dia menjelaskan, bayi Elsa pertama kali datang ke RSI Ar-Rasyid Palembang pada Minggu (15/9) pukul 11.50 WIB berstatus pasien umum, bukan rujukan. Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) sudah dalam keadaan gejala penurunan kesadaran. Berdasarkan keterangan keluarga, Elsa memiliki riwayat demam dan batuk pilek kurang lebih sepekan sebelumnya.
"Itu menunjukkan adanya infeksi saluran pernapasan bawah. [Hasil] laboratoriumnya itu menunjukkan tanda-tanda infeksi. Itu leukosit [sel darah putih]-nya tinggi," tutur Toni.
Toni mengungkapkan, tindakan awal setelah melakukan pemeriksaan tersebut yakni diberikan oksigen dan obat antibiotik serta melaporkan kondisi bayi Elsa ke dokter spesialis anak. Dokter spesialis anak menginstruksikan agar bayi Elsa dirujuk ke RSUP dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang. Namun berdasarkan sistem informasi rujukan terintegrasi (sisrute) online pada pukul 15.16 WIB, ruang pediatric intensive care unit (PICU) penuh sehingga harus menunggu.
Bayi Elsa kemudian dirawat di bangsal anak sambil menunggu rujukan pada pukul 17.30 WIB. Pada pukul 17.45 WIB, dokter spesialis anak kembali memeriksa bayi Elsa dan didapati penurunan kesadaran serta tetap ada napas di cuping hidup dan suara bronchi.
Dokter meningkatkan dosis oksigen, antibiotik, serta pemberian steroid sembari persiapan merujuk ke RSMH. Namun pada pukul 18.40 WIB deyut jantung bayi Elsa tidak terdengar dan dilakukan resusitasi jantung paru (RJP) oleh dokter jaga.
"RJP yang diberikan tidak direspons pasien hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia oleh dokter jaga, disaksikan oleh perawat ruang rawat inap," ujar Toni.
"Kita tidak bisa menyatakan langsung. Cuma prosesnya ini adalah proses kecurigaan berdasarkan apa yang sudah kita lakukan," kata dia.
Dia pun tidak bisa memastikan penyakit mana yang lebih dominan antara radang selaput otak dan radang paru-paru yang menyebabkan kematian bayi Elsa. Namun proses infeksi kedua radang tersebut, bisa saling menyebabkan, memperberat, atau memberi dampak komplikasi hingga akhirnya menyebabkan bayi Elsa meninggal dunia.
"Faktor pemicu pneumonia banyak, bisa ketularan batuk pilek dari lingkungan, orang terdekat atau paling umum penyebabnya dari bakteri saluran pernapasan," ucap dia.
"Kabut asap saya tidak mendapatkan informasi mengenai faktor lingkungannya. Cuma dilihat dari sudah demam satu minggu, batuk pilek, kemudian pemeriksaan fisiknya ada radang paru-paru. Hasil laboratorium, leukosit meningkat ini cenderungnya ke arah infeksi bakteri," jelas Azwar.
"Kabut asap bisa jadi faktor resiko, tapi bukan penyebab utama. Kabut asap bisa memperparah infeksi, tapi tidak bisa kita pastikan. Kalau infeksinya sudah terlanjur berat juga tanpa kabut asap bisa memburuk," kata Azwar.
Sementara itu Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Banyuasin, Rini Pratiwi menambahkan, pihaknya sudah mendatangi rumah bayi Elsa untuk mengecek terkait lingkungan di sana. Hasilnya, lingkungan rumah bersih, ventilasi rumah pun baik.
"Awalnya memang kita dapatkan penyebab [kematian]-nya ISPA. Tapi ISPA ini kata-kata umum yang sangat luas yang besar sekali. Pneumonia termasuk dari ISPA itu," kata Rini.
"Kabut asap memang terjadi dimana-mana, tapi kadarnya di setiap tempat berbeda. Berdasarkan laporan Dinas Lingkungan Hidup di Banyuasin ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) masih dalam kondisi sedang," katanya.
[Gambas:Video CNN] (idz/osc)
from CNN Indonesia https://ift.tt/34ReSas
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kronologi Bayi Meninggal Diduga karena Kabut Asap Palembang"
Post a Comment