Search

Jalur Sepeda di Jakarta, antara Harapan dan Realita

Jakarta, CNN Indonesia -- Matahari hampir terbenam di sisi barat. Berbagai jenis moda transportasi masih terlihat wari-wiri di sekitar Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (21/9).

Tidak ketinggalan sepeda yang sesekali terlihat melintas di jalur berwarna hijau yang telah disiapkan Pemerintah Provinsi di sepanjang Jalan Imam Bonjol hingga Jalan Pangeran Diponegoro.

Di salah satu sudut Taman Suropati, seorang pria tengah duduk sambil memegang telepon selulernya. 
Namanya Iman (27).
Kala itu ia tengah beristirahat setelah mengayuh sepeda dari rumahnya di Kemayoran dan melewati sejumlah jalan di Jakarta hingga akhirnya tiba di Taman Suropati. 

Dengan sepeda berkelir hitam, Iman melewati sejumlah ruas jalan ibu kota yang kini sudah memiliki jalur sendiri. 

Iman merupakan salah satu pengayuh setia sepeda. Sehari-hari ia menggunakan sepeda untuk mengantarkannya ke kantor yang lokasinya berjarak sekitar 1,5 kilometer dari rumahnya.

[Gambas:Video CNN]

Namun sayangnya, Iman menilai keberadaan jalur sepeda di Jakarta belum berfungsi secara efektif, meskipun Pemprov DKI Jakarta menambah 17 jalur sepeda sepanjang 63 kilometer di ruas-ruas jalan yang diberlakukan sistem ganjil genap belum lama ini.


Menurut dia, jalur sepeda sering beralih fungsi menjadi tempat sejumlah pengemudi ojek online untuk menunggu penumpang. 


Bahkan, menurutnya, jalur sepeda juga sering dilewati oleh moda transportasi lain. Pembatas jalan untuk membedakan jalur sepeda dan kendaraan lain pun, kata Iman, banyak yang sudah tidak pada tempatnya lagi.

Setidaknya, ia mengaku, hal itu terlihat di sepanjang jalur sepeda yang dilaluinya hari ini dari Monumen Nasional (Monas) hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI).

"Enggak efektif (jalur sepeda) karena pakai conedari Monas sampai Bundaran HI  banyak yang sudah disingkirin, banyak juga dipakai tempat pangkal ojek online," kata Iman saat ditemui CNNIndonesia.com di Taman Suropati, Sabtu (21/9).

Ia pun menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta untuk membuat mengganti pembatas jalur sepeda dengan pembatas yang digunakan di jalur TransJakarta. Menurutnya, pembatas seperti itu akan membuat penggunaan jalur sepeda lebih efektif.


Iman pun berharap penambahan jalur sepeda yang telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta dapat semakin meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk menggunakan sepeda sebagai moda transportasi.

"Semoga lebih banyak jalurnya (sehingga) banyak orang yang bakal tertarik naik sepeda ke kantor," ujar dia.

Bantu Pedagang Kopi Keliling

Sementara itu, Awi (28), pedagang kopi keliling, mengaku senang dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta menambah jalur sepeda ruas jalan ibu kota. 

Menurut dia, kebijakan itu sangat membantu berjualan kopi dengan menggunakan sepeda.

"Jalur sepeda sangat membantu kami," katanya.

Awi mengatakan, melewati jalur sepeda membuat dia merasa lebih nyaman dan aman saat berkendara seperti ke kawasan Kuningan atau Menteng yang merupakan lokasi sehari-hari berjualan kopi.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengujicoba tujuh jalur sepeda di Jakarta pada Jumat (20/9) pagi ini. (CNN Indonesia/Daniela)

Ia mengaku kekhawatiran akan ditabrak oleh kendaraan lain saat bersepeda berkurang saat melaju di jalur sepeda. "Iya, merasa lebih aman," ucap pria asal Madura tersebut.

Ia pun berharap, Pemprov DKI Jakarta terus menambah jalur sepeda ruas jalan ibu kota agar pedagang kopi seperti dirinya semakin merasa aman.  "Harapan (jalur sepeda) makin banyak biar masyarakat terus pedagang kopi seperti saya senang lah begitu," katanya. (mts/dea)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2V8yjqU
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jalur Sepeda di Jakarta, antara Harapan dan Realita"

Post a Comment

Powered by Blogger.