Pada tahap awal, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) biasanya akan menganggarkan terlebih dahulu sebuah kegiatan secara garis besar dan jumlah dana yang dibutuhkan.
Ia mencontohkan dalam sebuah kegiatan pentas musik dibutuhkan anggaran sekitar Rp100 juta. DKI akan memasukkan angka Rp100 juta ke draf anggaran.
"Nah, Rp100 juta itu harus ada turunan komponennya. Di kita itu diturunkan sampai detail di level rencana (komponen), padahal sesungguhnya yang dibutuhkan hanya anggaran kegiatannya dulu," kata Anies di Balai Kota, Rabu (30/10).
Saat mengisi detailnya, DKI belum terlalu mengetahui detail anggaran. Alhasil kebanyakan penganggaran asal memasukkan komponen yang dibutuhkan.
Ia mengatakan detail anggaran biasanya langsung dimasukkan secara acak karena nantinya masih akan ada pembahasan dan perubahan bersama anggota DPRD DKI.
"Karena nanti di dalam rencananya akan dibahas bersama Dewan. Sehingga setiap tahun, saya sudah perhatikan, staf itu banyak yang memasukkan 'yang penting masuk angka 100 juta dulu, toh nanti dibahas (detailnya bersama Dewan)'," ujar Anies.
"Karena dalam pembahasan, baru nanti rekening dan komponennya disamakan dengan anggarannya (kegiatannya)," lanjut dia.
"Karena terlalu detail di level (komponen) itu, ada beberapa yang mengerjakan dengan teledor. Teledor itu artinya asal ada dulu (anggaran untuk rencana kegiatannya). Toh nanti diverifikasi dan dibahas (bersama Dewan). Di ujung tidak akan begitu, tetapi yang penting anggarannya misal Rp100 juta itu sudah terpenuhi," ujar Anies.
Gedung DPRD DKI JAKARTA. (CNNIndonesia/Safir Makki)
|
Kasubag TU Sudin Pendidikan Jakbar Wilayah 1 Sudarman menjelaskan detail cara dia memasukkan komponen anggaran lem aibon. Saat itu ia mengakui asal memilih komponen, asalkan angka yang dimasukkan sesuai kebutuhan.
"Saya berpikir secara sederhana, kenapa harus banyak-banyak kode rekening, karena nanti pun akan diubah sesuai kode rekening. Tapi kenapa kok milihnya Aibon. Nah, itu juga mungkin ini menjadi, katakanlah salah pilih ya dalam input sementara," kata Sudarman.
Setelah dianggarkan oleh eksekutif, maka anggaran akan masuk pembahasan Dewan. Dalam pembahasan biasanya banyak anggaran yang dirombak bahkan direvisi. Anggaran yang semula asal pilih, dalam revisi komponen anggaran akan dimasukkan ke anggaran yang sesuai kegiatan.
"Iya, salah pilih. Jadi karena ada banyak pilihan lain artinya saya enggak berpikir sampai sejauh ini. Katakanlah kebutuhan aibon itu menjadi viral sampai begini," ujarnya.
Sudarman menyatakan tak ada niat ataupun tekanan dari kelompok tertentu sampai memasukkan komponen lem aibon tersebut. Ia hanya memasukkan komponen yang harganya sesuai dengan kebutuhan kegiatan sekolah.
"Padahal tujuan kami itu tidak ada niat apapun dan memang tidak untuk pembelian aibon ternyata di sekolah itu," tutup dia.
DKI diketahui menganggarkan lem aibon hingga Rp82,8 miliar dan pulpen sebesar Rp123,8 miliar. Angka ini cukup fantastis dan mendapat sorotan.
Belakangan DKI memastikan anggaran itu tidak akan lolos dan dilakukan revisi. Adapun revisi dilakukan dengan nama kegiatan ATK yang bernilai Rp22 miliar untuk di wilayah 1 Jakarta Barat.
[Gambas:Video CNN] (ctr/pmg)
from CNN Indonesia https://ift.tt/36jqtjw
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dalih Anies soal Penyusunan Anggaran: yang Penting Masuk Dulu"
Post a Comment