Kondisi ini menyebabkan Jakarta duduk di peringkat empat kota yang terpolusi di dunia dari total 89 kota besar, berdasarkan parameter kualitas udara yang dirilis AirVisual.
Padahal, hari ini digelar sejumlah acara bertema ramah lingkungan, mulai dari lomba maraton hingga Karnaval Jakarta Langit Biru yang menyebabkan sejumlah ruas jalan ditutup.
Warga Jakarta disarankan menutup jendela, meminimalkan kegiatan di luar rumah, menggunakan pemurni udara, serta memakai masker bila hendak keluar rumah. Indikator AirVisual disebut memperlihatkan kualitas udara Jakarta yang tak sehat karena memiliki parameter polutan PM2.5 dengan konsentrasi 117,1.
Dari laman yang sama, diketahui suhu udara Jakarta rata-rata bersuhu 30 derajat Celcius dengan kecepatan angin 5,4 kilometer per jam dan tekanan udara di angka 1.010 mb.
AirVisual mencatat lima kota terpolusi pada hari ini adalah Delhi, India dengan kualitas udara 261, Lahore, Pakistan (244), Kabul, Afganistan (189), Jakarta (183) dan Belgrade, Serbia (174).
Saat ini, pemerintah DKI Jakarta telah mengeluarkan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara di Ibu Kota. Instruksi tersebut menjadi kebijakan perluasan wilayah rekayasa lalu lintas dengan plat nomor ganjil-genap, serta uji emisi secara rutin, hingga membatasi usia pakai kendaraan yang akan melintas di wilayah setempat.
Pemprov DKI Jakarta juga giat berkampanye tentang penggunaan sepeda dan transportasi umum untuk kegiatan sehari-hari, serta mengawasi pabrik yang berpotensi melanggar aturan lingkungan, dan menentukan sejumlah titik kawasan penghijauan. (rea)
from CNN Indonesia https://ift.tt/31PTG2b
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Minggu Pagi, Udara Jakarta Terpantau Tidak Sehat"
Post a Comment