Salah satu pernyataan yang mencuat adalah dari Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fahmi Salim yang kecewa atas pengangkatan pendiri Gojek, Nadiem Makarim, sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Selain itu, ada pula pernyataan dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir yang mempersoalkan pengangkatan menteri. Namun tak dijelaskan oleh Dadang detail pernyataan Haedar tersebut.
"Pernyataan-pernyataan di luar yang telah disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, yang mempersoalkan pengangkatan menteri, tidaklah mewakili dan mencerminkan sikap Pimpinan Pusat Muhammadiyah atau Muhammadiyah secara keseluruhan," kata Dadang dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Sabtu (26/10).
Dadang kemudian mengimbau kepada para anggota Muhammadiyah tidak mengeluarkan pernyataan politik terkait Kabinet Indonesia Maju. Ia juga mengimbau agar anggota Muhammadiyah tidak mengeluarkan pernyataan terkait masalah nasional lainnya yang tidak sejalan dengan kepribadian dan garis kebijakan PP Muhammadiyah.
Dalam satu diskusi pada Sabtu (26/10), Fahmi berkata pihaknya sangat kaget karena Jokowi memilih pendiri Gojek Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
"Muhammadiyah enggak terlibat politik praktis, ingar-bingar, tarik-menarik. Kita high politic. Kecewa, pasti," kata Fahmi dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (26/10).
Lebih lanjut lagi Fahmi menambahkan kekecewaan yang sama pun dirasakan Nahdatul Ulama (NU) karena perwakilan organisasi itu tak menduduki kursi di Kementerian Agama. Diketahui, Jokowi justru memilih Fachrul Razi yang berlatar belakang militer sebagai Menteri Agama.
[Gambas:Video CNN] (jnp)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2Jq0UDr
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Muhammadiyah 'Terbelah' soal Sikap Kabinet Baru Jokowi"
Post a Comment