
Pernyataan itu menyusul pembentukan Partai Gelora Indonesia yang diinisiasi eks pemimpin PKS Anis Matta dan Fahri Hamzah.
Tifatul menyampaikan lebih elok membuat partai dengan tokoh-tokoh baru, bukan merekrut kader partai lain. Ia mencontohkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang melahirkan tokoh-tokoh baru sejak berdiri pada 2014.
"Buat yang baru seperti PSI misalkan, kan fair. Ide-ide baru, tokoh-tokohnya baru, ya monggo silakan orang bebas kok berdemokrasi," kata Tifatul saat ditemui pada Rakornas PKS di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (14/11).
Mantan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) tersebut berkata membentuk partai baru adalah hak demokrasi. Namun menurutnya partai mana pun akan tersinggung jika kadernya dibajak partai lain.
Selain itu Tifatul meminta kader partainya untuk tidak mendua ke Partai Gelora.
Ia menegaskan kader PKS harus keluar dari partai jika hendak pindah ke Gelora. Dia tak ingin ada pembajakan kader dari internal partai.
"Kami harapkan jangan sampai, bagi saya pilihan bebas, tapi kalau sudah memilih (Gelora) silahkan keluar dari PKS. Jangan istilahnya mendua itu, terus merekrut kader-kader di dalam," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]
Tifatul bahkan sempat menyindir Partai Gelora. Dia meragukan potensi Gelora bersaing dengan partainya.
Sebelumnya, beberapa eks kader PKS mendeklarasikan partai baru bernama Partai Gelora. Partai itu akan diketuai oleh mantan Presiden PKS Anis Mata. Beberapa mantan pentolan PKS juga menduduki jabatan pimpinan, seperti Fahri Hamzah dan Mahfudz Siddiq.
Kemudian, anggota Majelis Syuro PKS Triwisaksana ikut menyeberang ke gerbong Partai Gelora. Triwisaksana mengaku sudah mengundurkan diri dari PKS sejak 9 November 2019 lalu usai terdaftar sebagai pendiri Partai Gelora.
"Iya, otomatis [keluar dari PKS], dengan sendirinya," kata Triwisaksana kepada CNNIndonesia.com, Rabu (13/11). (dhf/wis)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2Khll60
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Anis Matta Bentuk Gelora, PKS Minta Tak Ada Pembajakan Kader"
Post a Comment