
"Saya menjelaskan apa yang ditanya adalah terkait kronologi dan jam meng-upload ke media sosial dan sikap politik kami terhadap APBD," kata William di DPRD DKI Jakarta, Selasa (12/11).
"Tapi kami memiliki pendapat yang berbeda. Bahwa PSI beranggapan proses penganggaran harus dikawal masyarakat dari awal," ungkap dia.
"Bagaimana kami bisa mengkritisi 30 ribu anggaran disisir semua oleh anggota DPRD dengan waktu singkat?" lanjut dia.
[Gambas:Video CNN]
Pertemuan hari ini, disebut William hanya sebatas klarifikasi dan belum membahas soal sanksi. Ia menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada BK dan menunggu pertemuan selanjutnya.
"Belum ada finalisasi apakah saya melanggar kode etik. Kalau saya merasa sebagai anggota DPRD kita punya hak untuk edukasi ke publik soal anggaran. Itu saja," jelas dia.
"Kami tetap akan menggunakan media sosial untuk menampung aspirasi konstituen kami," kata dia.
Diketahui William selaku anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta menyoroti sejumlah anggaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam RAPBD yang dinilai janggal. Dia menyoroti anggaran itu lewat media sosial Twitter.
Anggaran yang menjadi sorotan PSI dalam KUA-PPAS 2020 salah satunya pengadaan lem aibon Rp82,8 miliar di Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat. Kemudian juga pengadaan pulpen sebesar Rp124 miliar di Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur. (ctr/osc)
from CNN Indonesia https://ift.tt/33G3U6K
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dipanggil BK DPRD DKI, William PSI Dicecar soal Lem Aibon"
Post a Comment