"Masker N95 itu bukan didesain untuk masker kesehatan, itu untuk laboratorium," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Perlindungan Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto di Jakarta, mengutip Antara, Selasa (11/2).
Yurianto mengatakan masyarakat hanya perlu mengenakan masker yang biasa dipakai dokter atau perawat di rumah sakit.
"Masker tersebut sudah cukup memberikan perlindungan dari paparan virus mau pun bakteri asalkan pemakaiannya benar," katanya.
Yurianto lantas menjelaskan masker tipe N95. Dia mengatakan bahwa masker itu memiliki pori-pori yang sangat kecil. Tujuannya agar partikel-partikel kecil tersaring sebelum masuk saluran pernapasan.
Akan tetapi, kurang cocok jika dipakai oleh masyarakat untuk aktivitas sehari-hari. Penggunaan masker N95 di ruangan dengan udara yang bersih justru membuat penggunanya lebih sulit bernapas.
Yurianto menyebut masker N95 seharusnya digunakan oleh orang yang sedang batuk atau sakit agar virus dan bakteri yang keluar saat batuk atau bersin bisa tertahan di masker.
![]() |
Masker jenis N95 banyak dicari masyarakat sejak virus corona muncul dan banyak memakan korban jiwa. Menjadi langka dan harganya pun meroket.
Berdasarkan penelusuran CNNIndonesia.com di sejumlah apotek di Jakarta, harga masker jenis N95 kian melonjak selama beberapa waktu terakhir.
Mulanya kotak berisi 20 buah masker dibanderol di kisaran Rp200 ribu-an atau sekitar Rp 20 ribu-an per buah. Namun, saat ini harganya melonjak hingga di atas Rp1 juta per kotak.
[Gambas:Video CNN]
(Antara/bmw)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2H8SizI
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kemenkes soal Corona: Cukup Pakai Masker Biasa, Tak Perlu N95"
Post a Comment