Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Agus Wibowo mengatakan TMC bertujuan menurunkan hujan ke wilayah yang aman dan jauh dari permukiman penduduk. Hujan yang turun dimodifikasi dengan penggunaan Natrium Klorida (NaCl) yang ditebarkan ke bibit awan melalui pesawat Casa 212-200 dan CN-295.
Hasilnya, menurut laporan BPPT, hujan berhasil diturunkan di perairan Barat Laut dan Barat Daya Jabodetabek. Laporan ini, merujuk pada data satelit yang menunjukkan wilayah terjadinya hujan.
"BNPB akan terus melakukan operasi ini untuk menghindari hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jabodetabek," ujar Agus dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (8/1).
Operasi TMC dilakukan dengan empat sorti penyemaian awan menggunakan NaCl. Pesawat CN 295 dan Casa 212-200 milik TNI pada Selasa (7/1) melakukan penyemaian awan menggunakan total 6,4 ton NaCL dengan cakupan wilayah yakni, Barat Daya, Barat, dan Barat Laut.
Agus menerangkan BNPB, BPPT dan TNI melakukan sorti pertama menggunakan CN295. Bahan semai NaCl sebanyak 2,4 ton disebar ke wilayah Barat hingga Barat Daya Jabodetabek.
Kemudian, penyemaian kedua menggunakan Casa 212-200 dengan kapasitas semai 800 kg. Penyemaian mendistribusikan bahan semai di perairan Selat Sunda.
Banjir terjadi saat cuaca ekstrem melanda Indonesia. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
|
Lebih lanjut, menurut Agus, sejak dilakukan pada Jumat (3/1) lalu operasi TMC melalui pesawat fixed-wings telah melakukan 20 sorti penerbangan dengan total bahan semai NaCl mencapai 32 ton.
BNPB bekerja sama dengan BPPT dan TNI, kata Agus, akan terus melakukan operasi TMC karena diklaim telah berhasil mengantisipasi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan kembali mengguyur wilayah Jabodetabek pada 9-12 Januari mendatang.
"Khususnya curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang berpotensi jatuh di wilayah Jabodetabek," imbuhnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya menyebutkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan kembali mengguyur wilayah Jakarta pada periode 9 - 12 Januari mendatang. Namun, BMKG memprediksikan intensitas hujan tidak se-ekstrim curah hujan pada tanggal 1 Januari sebelumnya.
Kendati demikian, Agus meminta masyarakat tidak perlu panik. Ia menghimbau masyarakat agar tetap waspada sambil menyiapkan rencana jika situasi darurat terjadi.
"Langkah ini juga perlu diterapkan oleh setiap keluarga di Indonesia, mengingat potensi bahaya bisa terjadi kapan pun dan di mana pun," ujar Agus.
[Gambas:Video CNN] (thr/pmg)from CNN Indonesia https://ift.tt/2QzYxSo
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemerintah Modifikasi Cuaca Hindari Hujan Lebat 9-12 Januari"
Post a Comment