Ia menganggap material proyek tak ditata rapi sehingga mengganggu drainase atau jalan air menuju ke sungai.
"Yang [banjir] Jabodetabek, pembangunan infrastruktur yang terjadi itu ngawur semua. Saya sudah peringatkan sejak awal Desember. Kepada seluruh pengelola Jalan Tol, Kepala BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) dan semuanya saya bilang, ini ngawur, pasti menutup drainase. Nah, kalau menutup drainase, ini [banjir] akan parah," ujarnya kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Kamis (2/1).
"Yang paling parah, yang paling jorok itu pekerjaan KCIC, yang kereta cepat. Coba lihat, waktu saya meninjau sebelum diresmikan, saya lihat itu, aduh ampun. Ini kalau hujan, bahaya. Benar kan," sambung dia. Agus melanjutkan, akibatnya sejumlah daerah yang biasanya tak terdampak banjir kini kena imbas pula.
"Jadi Bekasi dan lain sebagainya itu terkena imbas, bahkan Halim. Karena drainase jalan tidak ada, dan Halim itu ada seperti situ kecil itu, air sudah tidak bisa masuk ke situ karena tertutup oleh galian KCIC dan juga dari LRT yang belum selesai," sambung dia lagi.
Perkara tersebut menurut Agus juga harus dipikirkan mengingat bulan ini baru memasuki musim hujan. Ia khawatir kondisi ini kian parah jika melihat program penanggulangan banjir seperti normalisasi sungai di Jakarta tak berjalan.
Presiden Joko Widodo mendengarkan penjelasan Direktur Utama PT KCIC Hanggoro Budi Wiryawan (ketiga kiri) saat 'groundbreaking' pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Cikalong Wetan, Bandung Barat, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.)
|
Meski mengakui banjir tak akan sepenuhnya punah dari Jakarta, ia menyebut setidaknya dampak bah bisa ditekan.
"Untuk itu harus dilakukan pencegahan-pencegahannya, mengurangi, tidak menghilangkan. Banjir tidak mungkin hilang dari Jakarta. Karena land subsidence-nya [penurunan tanahnya] sudah sangat parah dan persoalan tata ruang sudah sangat ngaco. Tapi itu bisa dikurangi," ujar Agus.
CNNIndonesia.com telah berusaha mengonfirmasi pihak KCIC terkait hal ini melalui sambungan telepon maupun WhatsApp, namun belum ada tanggapan dari yang bersangkutan.
Pada 2017, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut genangan air di Jl. HR. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, adalah akibat tersumbatnya dua dari tiga saluran air oleh Proyek Light Rail Transit (LRT) dan proyek kabel fiber optik.Ia juga menuding air di Jalan MT Haryono, di terowongan atau underpass Cawang arah Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta Timur, terhambat oleh beton proyek LRT.
Untuk banjir awal tahun 2020, Anies sendiri enggan menyalahkan proyek infrastruktur.
"Kalau curah hujan tidak ada kaitannya dengan bangunan, karena curah hujan datang dari atas toh?" kata dia di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (2/1).
Presiden Joko Widodo menyebut salah satu penyebab banjir di awal tahun baru 2020 ini karena kerusakan ekosistem dan ekologi, serta masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
"Karena ada yang disebabkan kerusakan ekosistem, kerusakan ekologi yang ada. Tapi juga ada yang memang karena kesalahan kita yang membuang sampah di mana-mana. Banyak hal," kata Jokowi di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1).
[Gambas:Video CNN] (ika/pmg)
from CNN Indonesia https://ift.tt/39J25JU
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pengamat: Proyek Kereta Cepat Jorok, Tutup Drainase Jalan"
Post a Comment