"Sekarang 2.020 orang (ikut rapid test), yang positif 49 orang," ujar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (31/3).
Meski demikian, hasil rapid test tersebut bukanlah diagnosa akhir bahwa pasien tersebut positif corona. Mereka masih harus menjalani tes swab PCR untuk lebih memastikannya lagi.
"Bahwa yang positif rapid test ini tidak bisa jadi patokan mereka pasti positif. Tapi untuk dapat presisi yang baik harus di-swab di PCR," kata Khofifah.
Sehingga, hasil rapid test 49 orang positif itu belum bisa diakumulasikan secara langsung ke dalam jumlah 93 pasien positif virus.
"Jadi tidak bisa 93 ditambah 49. Saya sudah minta ke dr Joni Wahyuhadi (Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim) untuk bisa segera lakukan swab," kata Khofifah.
Nantinya, jika hasil rapid test positif kemudian tes swab negatif pasien tidak perlu khawatir untuk membayarnya. Karena akan ditanggung penuh oleh pemprov. Pun bila hasil keduanya positif, maka biaya dibebankan ke pemerintah pusat.
"Kalau rapid test positif lalu swab negatif maka biaya ditanggung pemprov. Kalau rapid test positif, swab positif, itu dibiayai pemerintah pusat," kata Khofifah.
Sementara itu, per Selasa (31/3), jumlah positif corona di Jatim mencapai 93 pasien, 17 pasien di antaranya sembuh, dan 8 pasien meninggal. Ada pula 6.565 orang dalam pemantauan (ODP) dan 420 pasien dalam pengawasan (PDP).
(frd/osc)
from CNN Indonesia | Berita Terkini Nasional https://ift.tt/33XJvLB
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jatim Gelar 2.020 Rapid Test, 49 Orang Positif Corona"
Post a Comment