Pelatihan yang digelar 9-18 Maret 2020 tersebut dihadiri sekitar 415 orang yang terdiri dari 166 orang Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) dan 249 petugas dinas kesehatan. Para peserta berasal dari sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur, Bali hingga NTT.
Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Jatim, Kohar Hari Santoso membeberkan kronologi dan pola penularan corona terhadap klaster di pelatihan di Asrama Haji tersebut.
Ia menyebut, mulanya ada dua narasumber dalam pelatihan yang terindikasi mengalami gejala covid-19. Keduanya kemudian masuk rumah sakit, dan hasil pemeriksaan Swab-nya dinyatakan positif.
"Salah satu narasumber, tanggal 10 Maret dia jadi narasumber, tanggal 12 Maret dia masuk rumah sakit, tanggal 18 Maret Swab-nya dia positif. Narasumber yang lain, tanggal 15 Maret jadi narasumber, tanggal 19 dia masuk rumah sakit, tanggal 21 Swab-nya keluar, positif," kata Kohar, di Gedung Negara Grahadi, Minggu (29/3).
Namun, Kohar tak mengungkapkan dari daerah mana dua narasumber tersebut berasal, serta bagaimana riwayat kontak keduanya sebelum mengisi pelatihan di Asrama Haji.
Kohar melanjutkan, dalam pelatihan tersebut, para peserta yang berpartisipasi kemudian dibagi menjadi 10 kelompok kelas yang berbeda. Namun pihaknya fokus pelacakan pada kelas nomor tiga.
"Di pelatihan itu, jumlah kelasnya ada 10 kelas, kita fokus yang kelas [nomor] 3. Kelas 3 ini kemarin kami pantau lebih jauh, pesertanya dari Tulungagung, Nganjuk, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Situbondo, Sidoarjo, Kota Kediri, Kabupaten Kediri," kata dia.
Kemudian diketahui, di kelas tersebut ada dua peserta yang dinyatakan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP). Keduanya pun menjalani perawatan di RSUD Kabupaten Kediri.
Salah satu di antaranya dinyatakan telah meninggal dunia bahkan sebelum hasil pemeriksaan Swab-nya keluar. Sementara satu peserta lain dinyatakan sebagai pasien positif.
"Dua peserta Kediri ini ada yang kemudian tanggal 25 [Maret] wafat, tanggal 27 keluar hasil Swab-nya positif. Satu peserta lagi keluar hasil Swab-nya positif," kata Kohar.
[Gambas:Video CNN]
Dari situ pihaknya terus melakukan pelacakan para peserta lainnya. Hasilnya ditemukan 14 orang yang berstatus PDP, 4 orang di antaranya dinyatakan positif. Namun Kohar tak membeberkan dari mana mereka berasal.
"Perkembangan terbaru jumlah PDP yang kami temukan sebanyak 14 orang. 4 di antaranya positif," kata dia.
Tak berhenti di situ, pihaknya juga telah melakukan rapid test terhadap peserta dari kelompok kelas lain. Hasilnya ditemukan 9 orang terindikasi positif corona.
"Hari ini sudah kami tracing lebih jauh lagi ada tambahan 9 yang positif. Yaitu kami temukan di kelas 9, ada 3 orang yaitu berasal dari Mojokerto 2, Gresik 1. Pada kelas 7, dari Tuban 2 orang. Di kelas 2 di Kabupaten Lamongan 2 orang," kata dia.
Namun demikian hasil rapid test positif 9 orang PDP tersebut bukanlah diagnosa akhir, lantaran harus kembali diuji dengan swab tes di laboratorium. Semua pasien tersebut juga tak termasuk dalam jumlah kumulatif pasien positif yang sampai Minggu (29/3), tercatat sebanyak 90 orang di Jatim.
Kohar pun kembali berpesan kepada para peserta pelatihan yang belum menunjukkan gejala agar tetap melakukan isolasi mandiri. Pemantauan kepada para peserta juga tetap akan dilakukan selama masa isolasi.
"Jadi kami sudah kontak satu-satu. Karena mereka banyak yang merupakan tenaga kesehatan jadi cukup paham untuk melakukan isolasi mandiri. Dan mereka yang terindikasi sakit sudah memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat," katanya.
Sebelumnya, satu pasien positif virus corona (covid-19) di Kabupaten Kediri dinyatakan meninggal dunia. Diketahui pasien itu sempat menghadiri pelatihan calon petugas haji di Asrama Haji Sukulilo Surabaya, pada 9-18 Maret 2020, bersama ratusan orang lain.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Kabupaten Kediri Bambang Triyono Putro mengatakan pasien itu meninggal saat beberapa hari menjalani perawatan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) di RSUD Kabupaten Kediri. Namun belum keluar hasil swab, pasien itu dinyatakan wafat.
"Satu orang meninggal dunia sebelum hasil swab keluar, dimana sebelumnya memiliki riwayat sakit jantung dan diabetes," kata Bambang melalui keterangan tertulisnya, yang diterima CNNIndonesia.com, Jumat (27/3).
Selain berstatus sebagai petugas haji, pasien tersebut juga diketahui berprofesi sebagai dosen di IAIN Kediri. Hal itu dibenarkan oleh Wakil Rektor IAIN Kediri, Ahmad Subakir. Namun ia menyebut almarhum terakhir kali ke kampus pada 6 Maret lalu.
"Iya sejak sebelum dari Surabaya dia ke kampus terakhir tanggal 6 Maret, baru itu dia ke Surabaya. Terus tidak sampai ke kampus lagi sudah meninggal," kata Subakir saat dikonfirmasi. (frd/osc)
from CNN Indonesia | Berita Terkini Nasional https://ift.tt/2Upn26W
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kronologi Penularan Corona Pelatihan Petugas Haji Surabaya"
Post a Comment