
Hujan menimbulkan genangan dan banjir di berbagai area. Pada pukul 07.20, genangan sekitar 10 cm terpantau di Gatot Subroto menuju perempatan Kuningan-Mampang.
Genangan pun terlihat di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat hingga Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Padahal, banjir besar yang terjadi pada pembuka tahun 2020 masih menyisakan trauma. Banjir sempat melumpuhkan Ibu Kota beberapa saat pada 1 Januari 2020. Lebih dari 60.000 orang mengungsikan diri.
Warga kini selalu waswas bila hujan datang. Mereka khawatir banjir kembali melanda.
Hal itu dirasakan oleh Heni, warga Duren Sawit, Jakarta Timur. "Jadi deg-degan kalau hujan," kata dia, Sabtu.
Kali ini rumah Heni yang berada dekat dengan aliran Banjir Kanal Timur (BKT) memang aman dari terjangan banjir. Namun pada 1 Januari kemarin, air masuk ke dalam rumah dengan ketinggian 30 cm. "Terakhir kena banjir tiga tahun lalu, itu juga hanya 5 cm," ujarnya
Sementara di Kemandoran, Jakarta Selatan, banjir menjadi pembicaraan hangat. Mereka saling membuka sapa dengan pertanyaan. "Bagaimana banjir tadi pagi, surut jam berapa?"
Beberapa warga yang berada di pinggiran Kali Grogol itu bahkan mulai mengungsikan peralatan elektronik ataupun kendaraan bermotor ketika hujan mulai mengguyur.
[Gambas:Video CNN]
"Motor sudah pada saya ungsikan ke rumah saudara," kata salah seorang warga saat berbincang dengan Susi (45) di pinggiran Kali Grogol.
Untungnya banjir kali ini tak terlalu parah. Hanya dalam beberapa jam, titik-titik genangan mulai surut.
Kendati demikian, Susi mengaku masih dihantui rasa takut. Dia terpikir hujan deras akan berakhir pada banjir. Ia bahkan masih menaruh beberapa barang elektronik di lantai dua rumahnya.
"(Sejak 1 Januari lalu) Jadi trauma, dulu-dulu mah jarang banjir. Sekarang hujan dikit saja banjir," kata penjual nasi uduk itu saat berbincang dengan CNNIndonesia.com.
Ia mengatakan, meski hujan di sekitar wilayah Kemandoran pagi tadi tidak berlangsung lama, namun, luapan kali Grogol tak dapat dihindari dan kembali membanjiri wilayah itu.
Di tempat lain tak jauh berbeda. Ida, misalnya. Warga Tanjung Duren, Jakarta Barat yang membuka warung ayam geprek itu masih mengingat betul rumitnya bertahan dalam banjir.
Ia waswas setiap hujan mengguyur pusat kota, apalagi jika dengan intensitas tinggi.
"Jadi waswas sekali, takut banjir. Barang-barang saja semua masih saya ungsikan ke atas (lemari)," kata Ida.
Sejak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengabarkan tentang prediksi hujan lebat di ibu kota, Ida siaga penuh. Paling tidak hingga musim hujan berakhir.
Ia menceritakan, di sekitar lokasi itu memang sempat terendam banjir beberapa centimeter. Namun, banjir tak berlangsung lama. Diperkirakan air tersebut menggenang hingga pukul 09.00 WIB.
Berdasarkan pantauan Sabtu siang, di sekitar Tanjung Duren memang banjir sudah sepenuhnya surut. Beberapa petugas Dinas SDA DKI Jakarta terlihat sudah mulai bersantai setelah menyedot genangan air tersebut.
Terlihat juga petugas-petugas oranye mulai membersihkan sampah-sampah yang terangkut banjir. Tak jarang kendaraan pengangkut sampah lalu lalang di sekitar jalan Tanjung Duren.
"Pokoknya sampai Imlek nanti mungkin, barang-barang saya masih di atas lemari," kata Ida. (mjo/dea)
from CNN Indonesia https://ift.tt/361nXgx
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hujan Deras dan Rasa Cemas Warga Jakarta"
Post a Comment