"Tanggap Covid sampai hari ini telah melayani panggilan telepon sebanyak 2.689 telpon dan WhatsApp, sehingga cukup tinggi intensitas kegiatan yang dilakukan oleh teman-teman di Posko," ujar Asisten Sekda DKI Jakarta Bidang Kesejahteraan Rakyat yang Juga Ketua Tim Reaksi Cepat COVID 19 DKI, Catur Laswanto, di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (5/3).
"Lebih dari 2.000 penelepon sejak awal. Bukan kemarin [Selasa] saja, tapi sejak tanggal 27 Januari lalu," kata Widyastuti di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (4/3).
Dia tak merinci bentuk laporan dan kasus yang ditindak dari kondisi tersebut. Namun, Widyastuti menegaskan Dinkes DKI terus bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk menangani kasus Corona di ibu kota negara RI itu.
"Kita berkoordinasi dengan Kemenkes terkait kegiatan penyelidikan epidemiologi bahwa semua kasus yang dilakukan adalah terkonfirmasi atau kasus dalam pemantauan atau kasus dalam pengawasan," ujar Widyastuti.
"Kita perlu berkoordinasi juga karena kasus ini lintas batas. [Pasien] tinggal di luar DKI, tapi dirawat di DKI Jakarta," sambungnya.
![]() |
Edukasi untuk Hindari Kepanikan
Sementara itu, hari ini anggota Fraksi PDI P di DPRD DKI, Yuke Yurike, meminta Anies dan anak buahnya gencar mengedukasi masyarakat terkait virus corona.
Salah satunya adalah menunjukkan bahwa terinfeksi virus corona bisa disembuhkan. Itu, kata dia, serupa dengan apa yang sudah dilakukan Singapura.
"Dengan bahasa yang mudah dan semua unsur di bawah itu mengerti bahwa ini bisa sembuh dan angkanya lumayan tinggi untuk penyembuhan," kata Yuke kepada CNNIndonesia.com, Kamis (5/3).
"Ya mungkin memang obatnya belum ditemukan, tapi ada angka yang menyatakan mereka bisa sembuh. Ini sudah dilakukan di Singapura," sambungnya.
Yuke menilai selama ini Pemerintah DKI hanya menginformasikan data mutakhir mengenai jumlah pasien terus menerus. Itu, kata dia, justru bisa membuat masyarakat panik tanpa edukasi menyeluruh mengenai peluang sembuh dari virus tersebut. Panik berlebih tanpa edukasi, ujar Yuke, hanya akan menimbulkan kekacauan.
"Termasuk tahapan harus kemana rumah sakit ke mana dan lain-lain. Ini harus dipahami masyarakat dari mulai petugas kesehatan, guru juga harus paham. Sambil tetap tenang dan jangan panic berlebihan," ujar Yuke
"Yang penting edukasi, sosialisasi cara pencegahan dan penanganan, dan harus menghubungi ke mana, ke siapa. Di tempat umum juga bisa ada campaign atau informasi yang dipasang," imbuhnya.
![]() |
Sementara itu, data per Rabu (4/3) ada 26 pasien di DKI yang masuk kategori pengawasan di Rumah Sakit rujukan Kemenkes dan ada 120 orang yang masuk dalam pemantauan.
(ctr/kid)from CNN Indonesia | Berita Terkini Nasional https://ift.tt/38oynb1
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Call Center Corona DKI Terima 2.689 Laporan Sejak Januari"
Post a Comment