
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Marius Ardu Jelamu kmenjelaskan alasan acara misa penahbisan tersebut tetap digelar.
"Acara ini sudah dipersiapkan sejak lama, dan untuk mengumpulkan uskup ini agak sulit. Surat permintaan pembatalan mendadak," kata Marius seperti disiarkan CNNIndonesia TV, Kamis (19/3).
Imbauan untuk menunda acara itu dilayangkan oleh Doni Monardo kepada Keuskupan Ruteng dan Bupati Ruteng, Rabu (18/3) malam. Doni menyebut korban akibat virus corona terus berjatuhan. Penyebaran virus itu juga bukan dari orang yang sedang dirawat di rumah sakit. Namun oleh orang yang sehat, tetapi sudah sebagai pembawa Covid-19.
Menurut Doni, orang pembawa virus corona berpotensi sebagai penular kepada siapa saja yang berada di sekitarnya. Ia menegaskan sangat berbahaya jika virus tersebut menular kepada orang yang sudah lanjut usia atau memiliki penyakit bawaan.
Kata Marius, meskipun misa tetap digelar, panitia telah membatasi dan mengurangi jumlah umat yang hadir.
"Semula 7.000 namun dibatasi menjadi 1.000an," katanya.
Menurutnya, jarak antar jemaah sangat longgar. Misa, kata ia digelar secara sederhana," katanya.
Selain itu, panitia misa pentahbisan uskup juga telah melakukan prosedur pencegahan corona. Umat wajib mencuci tangan dan juga panitia menyemprotkan disinfektan.
Diketahui, Uskup Baru Ruteng, Mgr Siprianus Hormat, ditunjuk oleh Paus Fransiskus sebagai uskup baru untuk Keuskupan Ruteng.
Ia menggantikan Mgr Hubertus Leteng Pr yang mengundurkan diri dua tahun lalu Siprianus Hormat akan ditahbiskan oleh Kardinal Ignatius Suharyo di Keuskupan Ruteng. (ugo/ugo)
from CNN Indonesia | Berita Terkini Nasional https://ift.tt/2IYtwDb
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "NTT Ungkap Alasan Misa Ruteng Tolak Surat Pembatalan Bos BNPB"
Post a Comment