Search

Jaga Jarak Pasar Salatiga, dari Alot Hingga Didukung Pedagang

Salatiga, CNN Indonesia -- Jalan Jenderal Sudirman Salatiga, Jawa Tengah, disulap menjadi pasar yang menerapkan jaga jarak di antara pedagang dan pembeli. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran dan penularan virus corona (Covid-19).

Wali Kota Salatiga M. Yulianto mengaku tidak mudah mengajak pedagang pasar pagi di daerahnya untuk berpindah tempat dan saling berjarak satu sama lain minimal 1,5 meter sesuai protap pencegahan Covid-19.

"Idenya spontan waktu itu. Saya jalan ninjau pasar pagi hari Jumat (24/4) kemarin, kok ramai pedagang saling berhimpitan dan pembeli pun sangat dekat," kata Yulianto usai meninjau Pasar Pagi Salatiga, Rabu (29/4) pagi.


Dari situ, Yulianto memerintahkan Kepala Dinas Pasar dan Perdagangan untuk memindahkan para pedagang ke jalan raya dan dibuat berjarak sesuai protap kesehatan. Namun sehari kemudian dia mendapat laporan bahwa pemindahan masih alot.
"Akhirnya saya Minggu datang terus pendekatan dan Senin saya minta direalisasi," ujarnya.

Untuk mengatur penempatan 890 lapak sesuai jumlah pedagang, Yulianto menerapkan sistem kelompok. Setiap satu kelompok yang berisi 50 orang pedagang dikoordinasikan oleh satu orang yang ditunjuk sebagai Ketua Paguyuban.

Suasana Pasar Pagi Salatiga yang pindah ke Jalan Jendral Sudirman Salatiga dan kini menerapkan “jaga jarak”Pasar Pagi di Salatiga menerapkan jaga jarak antarpedagang dan pembeli. (CNN Indonesia/Damar)
Ketua Paguyuban inilah yang kemudian bertanggung jawab atas ketertiban dan kedisiplinan pedagang anggotanya dalam menerapkan Physical Distancing dan Social Distancing seperti selalu menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan.

"Tugasnya membagi lapak, mengingatkan dan menegur bilamana ada pedagang yang tidak disiplin", tambah Yulianto.

Dia mengatakan pasar dengan model seperti ini tidak hanya untuk satu atau dua hari, tapi jangka waktunya lama bahkan tak ditentukan. Karena itu, perlu ada koordinasi matang dan dibuat paguyuban dengan ketua masing-masing.


Menurutnya, rasa ketidakpuasan akan selalu ada. Beberapa pedagang, kata Yulianto, ada yang merasa tidak adil karena ditempatkan di lokasi yang jauh dari area parkir pengunjung. Ada pula yang merasa tempat lapaknya tidak terlihat sehingga pembeli langganannya susah mencari.

"Ada yang minta maksa pindah atau tukar tempat karena enggak terlihat oleh pembeli langganannya," kata Wali Kota yang dulunya merupakan pengusaha konstruksi ini.

Suasana Pasar Pagi Salatiga yang pindah ke Jalan Jendral Sudirman Salatiga dan kini menerapkan “jaga jarak”Suasana Pasar Pagi di Salatiga yang dipindahkan ke Jalan Jendral Sudirman kini menerapkan jaga jarak. (CNN Indonesia/Damar)
Suwarsini, salah satu pedagang mendukung langkah Pemkot Salatiga menjadikan pasar pagi "berjarak". Bagi Suwarsini, yang penting dirinya masih dapat berjualan mencari nafkah untuk menyambung hidup.

"Ya, setuju lah, ini kan demi kesehatan, kita mau tidak mau harus patuh. Tapi yang penting itu, kita masih diizinkan cari nafkah jualan untuk hidup," ujar Suwarsini.

Pemindahan Pasar Pagi ke badan Jalan Jenderal Sudirman dengan konsep Physical dan Social Distancing ini pun mengundang perhatian publik, bahkan menjadi viral di media sosial.

Bahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta semua daerah meniru pengaturan jarak antarpedagang yang ada di Pasar Salatiga. Hal ini guna mencegah meluasnya penyebaran Covid-19 namun tetap bisa mencari nafkah.


"Sebenarnya sudah lama saya usul penataan pasar itu kepada bupati dan wali kota. Idenya saya lihat di Myanmar, lalu saya share ke mereka para bupati wali kota, bisa tidak dilakukan. Ternyata Salatiga yang melakukan, hari ini saya tag di Instagram saya karena memang sangat menginspirasi," katanya di Semarang, Selasa (28/4) dikutip dari Antara. (dmr/pmg)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia | Berita Terkini Nasional https://ift.tt/2W6AGeR
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jaga Jarak Pasar Salatiga, dari Alot Hingga Didukung Pedagang"

Post a Comment

Powered by Blogger.