Melalui berbagai jejaring sosial, sejumlah serikat pro-demokrasi menyerukan agar anggotanya berkumpul untuk meneriakkan slogan-slogan andalan di sekitar rumah mereka sendiri pada Jumat sore.
Pemerintah Hong Kong sendiri sudah melarang perkumpulan lebih dari empat orang sebagai upaya mencegah penularan penyakit akibat virus corona atau Covid-19.
Masing-masing kelompok harus memastikan tiap anggotanya menjaga jarak setidaknya 1,5 meter, seperti yang mereka lakukan dalam sejumlah aksi di mal pada akhir pekan lalu.
Meski kepolisian Hong Kong selalu membubarkan aksi-aksi sebelumnya, para demonstran tetap berkeras bakal turun ke jalan.
"Saya rasa pemerintah menggunakan upaya anti-pandemi untuk menekan rakyat dan pergerakan massa," ujar seorang demonstran, John Li, kepada AFP.
Sejumlah pengamat menganggap ketakutan warga Hong Kong akan penyebaran virus corona memang sudah berkurang.
Tiga bulan lalu, mereka panik membeli masker karena Covid-19 mulai menyebar dari China. Ketakutan berangsur berkurang karena petugas kesehatan dianggap berhasil menekan laju penularan Covid-19.
Sejak wabah pertama kali merebak, Hong Kong melaporkan 1.000 kasus infeksi virus corona, empat di antaranya meninggal dunia.
Dalam lima hari belakangan, kawasan berpopulasi tujuh juta jiwa itu bahkan tak melaporkan satu pun kasus corona baru.
Pemerintah pun mulai mempertimbangkan melonggarkan sejumlah aturan yang dibuat untuk mencegah penyebaran virus corona.
Namun, para pengamat menilai pelonggaran aturan ini akan mengobarkan kembali semangat demonstran pro-demokrasi untuk menuntut pemisahan diri dari China. (has)
from CNN Indonesia | Berita Terkini Nasional https://ift.tt/2SjmEp9
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pedemo Hong Kong Tetap Gelar Aksi Hari Buruh di Tengah Corona"
Post a Comment