Dia mengaku berangkat dari Bandung pada Senin (27/4) malam lalu dan sampai di Merak sehari setelahnya. Namun, dia tidak bisa menyeberang ke Bakauheni karena larangan mudik yang diterapkan oleh pemerintah.
"Saya sudah dua hari di sini. Perjalanan malam Selasa dari Bandung. Kalau pelarangan (mudik) di Merak saya belum tahu. Kalau PSBB saya udah tahu," kata Sirli saat ditemui di depan Pelabuhan Merak, Jumat (1/5).
Sirli sendiri bekerja sebagai front liner di Lion Air. Namun, ia terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Bermodal Rp500 ribu di dompet, dia nekat pulang kampung ke Krui, Lampung Barat. Kini uangnya kian menipis.
"Sekarang tersisa Rp100 ribu. Itu pun minta bantuan ke keluarga untuk ditransfer," katanya.
"Anak istri saya udah saya suruh pulang duluan. Saya memaksakan pulang kampung karena bertahan hidup di Bandung sendiri sudah sulit. Apapun risikonya, saya harus pulang kampung. Saya mohon ke pemerintah," katanya. (ynd/has)
from CNN Indonesia | Berita Terkini Nasional https://ift.tt/2VRXRKX
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Pemudik Terlunta-lunta di Merak, Tidur di Emperan Toko"
Post a Comment