
"Karena sekarang gubernur di-bully di medsos, media. Beliau penanggung jawab. Jadi wajar aja. Kita juga Komisi B dipertanyakan oleh masyarakat. Padahal kita kan enggak dilibatkan," ujar Azis dalam ruang rapat DPRD, Senin (23/12).
Komisi yang membawahi bidang perekonomian itu meminta kronologi yang terang benderang atas penghargaan yang kemudian dibatalkan tersebut. Aziz mengaku tak ingin ada pihak yang mendompleng atau memetik manfaat dari keputusan Pemprov DKI memberikan penghargaan kepada diskotek Colosseum.
"Jadi kita ingin tahu prosesnya sebenernya. Dari awal seperti apa. Kemudian ketika penghargaan seperti apa. Dan pasca-penghargaan seperti apa," kata Abdul Azis.
Dalam kesempatan itu, Azis meminta Satuan Perangkat Daerah (SKPD) tidak main-main dalam urusan soal pemberian penghargaan. Azis mengingatkan jika salah langkah, mala imbasnya bisa diterima banyak pihak.
Sebelumnya Disparbud DKI Jakarta telah mencabut penghargaan Adhikarya Wisata 2019 kepada Diskotek Colosseum untuk kategori Hiburan dan Rekreasi Kelab Malam.
Penghargaan tersebut dicabut setelah mendapat penolakan dari sejumlah pihak. Colosseum juga menjadi satu dari tiga klub malam yang direkomendasikan ditutup menurut Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta karena pernah mendapati 34 pengunjung yang positif mengonsumsi narkotika dalam razia awal September lalu.
"Tidak menutup bukan hanya diskotek ini saja yang lain juga akan review ini rawan sekali. Kalo udah ada satu, berarti terjadi juga di yang lain," tutup Azis (thr/ain)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2sgle4K
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Anies Dibully di Medsos, DPRD Minta Penjelasan Soal Colosseum"
Post a Comment