"Sekitar 119 kepala keluarga (KK) mengungsi dan belum ada bantuan apa-apa dari pemerintah setempat," ujar Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Buano Utara, Bakri Nanilette, Sabtu (7/3).
Bakri mengatakan banjir menerjang permukiman warga pada akhir Februari lalu. Kondisi itu semakin parah setelah Danau Amaola ikut meluap hingga ke rumah warga.
Bakri menjelaskan pengungsi paling parah berada di sekitar danau berjumlah 716 orang. Mereka mengungsi setelah ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.
"Banjir di sini kerap terjadi saat musim hujan tiba, namun pemerintah belum mengatasi penyebab banjir yang terus meresahkan warga," ujarnya.
Berdasarkan data pemerintah desa, kata dia, jumlah pengungsi terbanyak yaitu 256 anak-anak mulai dari jenjang TK, SD, SMP hingga SMA.
"Dari jumlah tersebut, terdiri 38 anak TK, 98 SD, 52 SMP dan 68 SMA," jelasnya.
Bakri menambahkan, saat ini pemerintah desa masih melakukan koordinasi dengan pihak BPBD Kabupaten Seram Bagian Barat. Dia mengatakan mulai ada bantuan bahan pangan berupa beras dan juga mie instan.
"Warga butuh perhatian pemerintah mengatasi masalah ini sebab berulang kali dibicarakan pada 2015," ujarnya.
![]() |
"Kami upayakan untuk mengirim alat penyedot air, supaya membantu warga di sana, memang alkon pernah kami berikan ke warga tapi dirusaki," kata Nasir saat dihubungi, Sabtu (7/3).
"Rencananya hari ini sekaligus mendistribusikan bantuan untuk korban banjir," tambahnya.
Nasir berujar, pihaknya saat ini menunggu kerja Litbang untuk bersama mencari solusi, sehingga persoalan yang kerap terjadi tiap tahun ini dapat terselesaikan.
"Sampai saat ini warga dalam kondisi aman. Tapi memang mereka mengungsi di rumah keluarga," tandasnya.
Terpisah, kepala Puskesmas Ros Tuhuteru mengatakan pihak puskesmas sedang membuka posko layanan kesehatan bagi warga terdampak banjir akibat luapan Danau Namaola tersebut. Namun kata dia sejauh ini belum ada keluhan warga untuk datang berobat.
"Warga masih aman, belum terjangkit penyakit, sebab warga mengungsi di keluarga bukan di tempati camp," ucapnya saat dikonfirmasi via telepon.
![]() |
"Kami intens sosialisasi pemakaian kelambu dan stok obat aman selama penanganan warga yang terdampak banjir," tuturnya.
"Kondisi di sini sehari panas, mungkin besok hujan. Cuaca tidak menentu. Ya kami memohon pemerintah cepatlah bertindak dan bisa menurunkan alat untuk menyedot air ini," ujar warga Buano Utara, Hamdan Palirone.
Danau Namaola sendiri, kata dia, merupakan sebuah telaga yang berada di tengah permukiman warga desa Buano utara. Pada 2005 pemerintah pernah melakukan penyedotan air dengan alat penyedot alkon. Namun proyek tersebut gagal. Telaga tersebut pun membesar dan menjadi Danau.
"Jika musim penghujan datang, danau tersebut tidak bisa lagi menampung debit air dan akhirnya masuk dan menggenangi permukiman warga," tuturnya.
Sementara, warga lainnya Abdullah mengatakan masyarakat yang bermukim dekat danau sudah mengosongkan rumah mereka sejak danau meluap pada Selasa (25/2). Saat ini, kata dia, volume air di danau itu semakin mengalami peningkatan yang kalau dilihat bisa menenggelamkan pemukiman warga.
"Barang-barang warga sudah dievakuasi ke tempat yang dianggap warga lebih aman dari bencana banjir," ujarnya.
Abdullah menceritakan peristiwa banjir terjadi saat hujan lebat mengguyur desanya itu pada Selasa sekitar pukul 23.00 WIT, air di danau mulai pasang dan meluap ke rumah warga. Hingga sepekan lebih, air di Danau Namaola belum juga surut mengakibatkan warga memilih untuk menyelamatkan diri lebih awal.
Anggota DPRD Maluku, Hatta Hehanussa merasa prihatin dengan kondisi warga di Buano Utara. Ia berjanji akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah Maluku untuk penanganan bencana yang puluhan tahun didiamkan pemerintah kabupaten seram bagian barat.
"Nanti saya sampaikan ke Komisi III DPRD Maluku untuk ambil langkah-langkah kongkret, karna Bupati dan DPRD setempat membiarkan masalah ini ditanggung warga," katanya.
Politisi partai besutan Prabowo Subianto ini menyatakan kondisi tersebut akan ditindaklanjuti dirinya sepulang dari Desa Buano Utara untuk diteruskan ke pemerintah provinsi maupun kabupaten setempat.
"Pemerintah Maluku melalui pihak Balai Sungai akan kita undang untuk membicarakan persoalan ini," kata Hatta.
[Gambas:Video CNN] (sai/pmg)
from CNN Indonesia | Berita Terkini Nasional https://ift.tt/3cE6y20
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Banjir Rendam Ratusan Rumah di Maluku, 716 Orang Mengungsi"
Post a Comment