Holik dan keluarganya merupakan keluarga miskin. Mereka tinggal di rumah kontrakan di RT 03 RW 07, Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten. Rumah tersebut berpagarkan pohon singkong dan pepaya.
Status keluarga Holik yang serbasusah sempat diajukan sebagai penerima bantuan sosial oleh Agus Jakarta, Ketua RT setempat. Namun pengajuan itu ditolak pemerintah karena sang suami dikira masih memiliki pekerjaan serta penghasilan bulanan.
Pandemi virus corona membuat kehidupan Holik, istri, beserta empat anaknya makin tercekik. Lapak barang rongsokan yang mereka miliki tutup, sehingga pendapatan harian sudah tak ada. Tetapi Holik tetap mengais rezeki, mencari barang rongsokan yang dipikirnya bisa menyambung hidup keluarganya.
Situasi darurat saat ini tidak saja menutup usaha lapak barang rongsokan yang dimiliki Holik, tapi juga membuat pria 49 tahun itu kesulitan mendapatkan uang.
Anak sulungnya yang bekerja sebagai juga buruh tak bisa membantu orang tuanya, karena tempatnya bekerja tutup sejak wabah corona.
Situasi yang mendesak tersebut membuat salah satu anak Holik menghubungi relawan guna meminta bantuan.
|
"Ini yang kasih duluan, katanya ada hamba Allah yang ngasih. Saya juga terima kasih ada yang menyumbang, membantu," kata Holik saat ditemui di Kota Serang, Rabu (22/04).
Meski demikian, selama dua hari sebelum menerima bantuan, pada Rabu siang hingga Kamis (16/4) keluarga almarhumah Yulie praktis makan makanan seadanya.
Singkong yang ditanam di sekitar rumah dipanen meski belum saatnya. Yulie dan Holik saat itu enggan meminta bantuan ke tetangga karena malu.
Kebun singkong di sekitar rumah Yulie dan Holik di Serang, Banten. (CNN Indonesia/Yandhi)
|
"Makan yang ada saja, singkong itu dicabut, enggak layak makan lah, karena kepepet. Mau minta-minta ke tetangga kan malu. Kalau rezeki mah kan Allah yang ngatur. Mudah-mudahan ada milik, kalau enggak ada milik mah ya itu kosong, minum air, merebus singkong," tutur Holik
Holik mengaku tidak tahu pasti penyebab istrinya meninggal. Ketika istrinya mengembuskan napas terakhir, Holik juga tidak ada di sampingnya. Yulie meninggal saat Holik tengah mengais rezeki.
"Waktu itu saya lagi kerja, ditelepon anak. Katanya bunda pingsan. Saya enggak tahu kenapa. Karena kondisinya enggak kenapa-kenapa (masih sehat)," ucap Holik.
Belakangan melalui video yang beredar, Holik membantah istrinya meninggal karena kelaparan. Ia mengatakan Yulie meninggal karena kelelahan. Sementara adik Yulie, Uci berharap pemberitaan soal kakaknya tak lagi dibesar-besarkan.
from CNN Indonesia | Berita Terkini Nasional https://ift.tt/3auj6qc
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Suami Ungkap Kondisi Sulit Keluarga Sebelum Yulie Meninggal"
Post a Comment