Search

Memaknai Natal di Antara Tumpukan Pakaian Kotor

Jakarta, CNN Indonesia -- Tumpukan cucian dan baju-baju yang hendak disetrika tampak menggunung di salah satu sudut ruangan kecil laundry. Suara kipas angin dengan mode angin paling maksimal menemani Lidya Bimitri, 38, yang tengah menggosok setumpuk pakaian kusut hasil cucian jelang perayaan hari Natal 2019.

"Jangan goyang-goyang. Nanti kamu jatuh dari kursi," sesekali Lidya tampak mengingatkan anaknya yang tak mau diam ketika bermain di meja kasir milik ibunya itu, Selasa (24/12).

Kepada CNNIndonesia.com, Lidya mengatakan seharusnya pada hari itu dirinya sudah menutup warung laundry demi mempersiapkan perayaan natal bersama keluarga pada 25 Desember. Tapi, niat itu diurunkannya sejak sepekan sebelumnya.


"Kata suami, bisa sih ke Gereja malam. Paling kita tutup agak sorean. Tapi tetap buka ini laundry. Mau hari ini, mau besok. Kita tetap buka," tutur Lidya. Diakui Lidya, berat memang tetap bekerja di hari Natal yang mana menjadi hari sakral untuk dirinya dan seluruh umat Nasrani di dunia. Namun, tuntutan pekerjaan yang juga sudah dia anggap sebagai tanggung jawab tidak bisa ditinggal begitu saja.

"Saya kan bisnis laundry. Karena pelanggan banyak jadi enggak bisa ditinggal juga. Karyawan, saya enggak punya. Jadi ya paling kita akalin tutup lebih cepat," kata Lidya.

Laundry milik Lidya dan suaminya ini memang model laundry kecil-kecilan yang semuanya dikelola Lidya dan suami tanpa merekrut karyawan. Alasan dia, demi menghemat pengeluaran dalam bisnis yang baru mereka jalani sekitar dua tahun terakhir tersebut.

Setiap harinya, Laundry milik Lidya yang berlokasi di kawasan Sunter Jaya, Jakarta Utara ini dibuka tepat pukul 08.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Namun, pada 24 Desember lalu, Lidya hanya akan buka hingga pukul 17.00 WIB.

"Malam mau ke Gereja. Nah untuk besok (hari ini) kami buka dari jam 11.00 WIB. Pagi ke gereja dulu," kata Lidya.

Setelah dari gereja, Lidya mengatakan akan kembali membuka laundry dan merelakan tak berkumpul dengan kerabat di Hari Natal.

Meski begitu, demi memperkenalkan tradisi natal di tengah pilihan tetap bekerja kepada anak semata wayangnya, Lidya mencoba menyisipkan pernak-pernik natal di kediamannya yang juga sekaligus menjadi tempat dia berbisnis laundry.

Memaknai Natal di Antara Tumpukan Cucian LaundryAksesoris untuk memeriahkan peringatan natal. (CNN Indonesia/ Andry Novelino)
Di salah satu sudut ruangan, berdiri pohon Natal kecil yang sudah dihias berbagai pernak-pernik khas natal.

"Iya sengaja. Biar tetap ada khas Natal meski kami harus Natalan sama baju kotor dan setumpuk setrikaan milik pelanggan," kata Lidya.

Tugas Kantor

Lain Lidya, lain lagi Hans. Pria lajang berusia 27 tahun ini untuk kedua kalinya harus menikmati perayaan Natal sendirian jauh dari keluarga sembari bekerja di tengah sibuknya ibukota RI.

Merayakan Natal bagi pria bernama lengkap Yohanes Paskalis Pae Dale untuk saat ini hanya berupa setumpuk tugas kantor dan meluangkan waktu di tengah rutinitas kerja untuk beribadah ke Gereja barang satu atau dua jam saja.

"Tahun ini saya memilih tetap bekerja sambil ke gereja dengan alasan simpel, untuk menambah jatah libur hingga menembus tahun baru. Jadi saya milih bekerja di luar waktu ibadah ke gereja pada 24-25 Desember baru kemudian pulang kampung," kata pria asal Pekanbaru, Riau tersebut.

Pilihannya untuk merayakan Natal dengan bekerja alih-alih dengan keluarga untungnya tak terlalu dipermasalahkan orangtua dan sanak-saudara di Pekanbaru.

"Keluarga saya kebetulan sudah sangat memahami kesibukan profesi saya, karena Natal tidak hanya sekedar 24-25 tapi suasana silaturahmi di rumah sampai menyambut tahun baru. Tak masalah saya tiba belakangan. Tidak ada iri, biasa aja. Video call bisa," kata dia.

[Gambas:Video CNN]

Meski mengaku sudah terbiasa hidup sendiri dan merayakan natal sendiri, bukan berarti Hans tak pernah rindu dengan momen Natal berkumpul dengan keluarga dan teman satu kampung yang sering dia lakukan dulu.

"Tentu sangat rindu, di masa kecil dan remaja, saya lebih punya banyak waktu merayakan Natal bersama teman di lingkungan sekolah, gereja, atau tetangga," katanya.

(tst)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2t0iOay
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Memaknai Natal di Antara Tumpukan Pakaian Kotor"

Post a Comment

Powered by Blogger.