Dua supir truk yakni Sito (35) dan Iwan (47) serta satu kernet, Tono (54) berasal dari daerah yang sama, yakni Cilacap, Jawa Tengah. Mereka menyatakan tak pernah absen mudik setiap Lebaran, begitu pun pada tahun ini.
"Setiap tahun pasti mudik. Jelas ada (rencana mudik tahun ini). Ini kan hari raya umat Islam. Enggak cuma Indonesia, seluruh dunia merayakan" ujar Tono saat ditemui CNNIndonesia.com di pangkalan truk kawasan Cilangkap, Selasa (21/4).
"Anak istri kan sudah nunggu di rumah, kasihan nungguin kalau enggak jadi pulang" timpal Iwan.
Tono berpendapat, bermaaf-maafan saat Lebaran mesti dilakukan secara tatap muka. Momen itu tak bisa digantikan hanya lewat sambungan telepon.
"Harus ketemu. Rasanya pasti beda," ujar Tono. Iwan dan Sito pun sependapat dengannya.
Bagi mereka Lebaran adalah momen sakral yang tak boleh dilewati sendirian. Mereka merindukan suasana Lebaran bersama keluarga, makan opor dan ketupat setahun sekali, berbeda dengan hari-hari biasanya.
"Itu sakral," ujar Sito.
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk menunda mudik pada Lebaran 2020. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
|
"Itu alasan saya. Hari fitroh itu satu tahun hanya ada satu kali. Kalau bulan lain dilarang (mudik) mungkin masih dimaklumi (tapi) kalau lebaran kita tetap pulang," tambahnya.
Ketika ditanya soal carrier corona atau orang terinfeksi virus meskipun tanpa gejala dan bisa menularkan Covid-19 ke orang lain, para sopir itu tetap percaya diri untuk mudik. Bagi mereka, ada rindu yang tak bisa dibendung.
"Ya kangen istri, kalau situ udah nikah juga paham," ujar Sito diiringi tawa.
Tono yakin dirinya tidak akan menularkan Covid-19 kepada keluarga di kampung. Apalagi mereka merasa sehat walafiat.
"Alhamdulilah kita percaya diri (sehat), yang penting kita ikuti aturan pemerintah. Pake masker, rajin cuci tangan, makan-makanan bergizi," ujar Tono.
Mereka pun sepakat bahwa larangan mudik seharusnya tidak berlaku bagi orang yang sehat. Karena itu, Tono akan berusaha untuk tetap mudik pada Lebaran ini, apapun caranya.
"Tetap harus mudik, karena setahun sekali," ujar Tono.
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan larangan mudik pada Lebaran tahun ini. (Muchlis - Biro Setpres)
|
Begitu pula dengan Iwan dan Sito. Segala cara akan mereka tempuh untuk bertemu keluarga ketika Lebaran.
"Kalau harus jalan kaki, ya jalan kaki aja sekalian," ucap Sito sedikit tertawa.
"Ya, pasti rencana mudik ada dan memang harus berangkat," timpal Iwan.
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan larangan mudik ditengah pandemi corona. Hal ini dilakukannya guna mencegah penyebaran virus. Menteri Perhubungan ad Interim, Luhut Pandjaitan juga menyatakan larangan ini akan mulai berlaku 24 April 2020.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun mendukung upaya pemerintah melarang mudik pada Lebaran tahun ini. Sekjen MUI Anwar Abbas menilai hal itu untuk kemaslahatan rakyat.
"Kalau itu akan membawa kemashlahatan dan menjauhkan masyarakat dan rakyat dari bencana dan malapetaka, tentu saja MUI akan mendukungnya," kata Anwar kepada CNNIndonesia.com, Selasa (21/4).
Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Ni'am juga coba memberikan anjuran bahwa tidak mudik di tengah wabah Covid-19 merupakan bagian dari sedekah.
Namun, imbauan bahkan larangan mudik tak akan dihiraukan oleh para sopir dan kernet. Mereka tetap akan mencari cara untuk tetap bisa mudik walau virus corona tengah mewabah di Indonesia. Bukan tak mungkin jika nantinya mereka harus jalan kaki ke kampung halaman demi berlebaran bersama keluarga. (pmg)
from CNN Indonesia | Berita Terkini Nasional https://ift.tt/2xSbXmf
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kala Sopir Hendak Tabrak Larangan Mudik: Jalan Kaki Sekalian"
Post a Comment