"Kita kan perlu rusunawa luar biasa besar. Kenapa kita harus beli tanah bangun perumahan? Kenapa enggak kaya Pasar Rumput yang bawahnya pasar terus atasnya di bangun rusun?" kata Prasetyo di DPRD DKI Jakarta, Selasa (12/11).
Menurut Prasetyo pembangunan rusun di atas pasar jauh lebih efektif. Pertama, tanah yang dipakai adalah tanah yang jelas kepemilikannya oleh PD Pasar Jaya. Kedua, DKI bisa melakukan efisiensi anggaran pengadaan tanah.
"Aset kita banyak sekali yang tidak terurus. Itu saja yang dipergunakan. Ada contoh itu ada rusun juga du Lenteng Agung yang bawah stasiun atasnya rusun. Kenapa enggak begitu saja?" kata Prasetyo.
Menurut Prasetyo, selain mahal, pengadaan tanah di DKI rentan dengan gugatan ataupun kesalahan administrasi. Tercatat, DKI pernah tersandung kasus lahan Rusun di Cengkareng yang sedianya punya DKI namun dibeli lagi oleh DKI pula.
"Mending kita kelola yang pasti-pasti saja. Orang juga akan lihat kok kalau atas rusun bawah pasar orang bakal dimudahkan," ujar Prasetyo.
[Gambas:Video CNN]
Konsep perumahan terintegrasi dengan pasar ataupun transportasi dikenal dengan sistem Transit Oriented Development (TOD). Sistem ini memungkinkan mendekatkan permukiman warga dengan pusat keramaian terkhusus dengan alat transportasi.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kelik Indriyanto mengakui penyerapan anggaran pengadaan tanah untuk rusun masih sangat rendah. Per September 2019 baru 13,01 persen dari target 31.10 persen penyerapan anggaran.
"Ada beberapa target awal tengah tahun untuk lahan, lahan kita September ini baru serap, harusnya Juli serap, baru September ini diserap. Karena ada beberapa lahan yang perlu penelitian lebih lanjut," ungkap Kelik.
from CNN Indonesia https://ift.tt/2q5nQkV
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hemat Anggaran, Pemprov DKI Diminta Bangun Rusun di Pasar"
Post a Comment