"Sampai saat ini, kematian babi positif karena hog cholera. ASF masih menunggu dari menteri pertanian," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan DKPP Sumut Mulkan Harahap seperti dikutip dari Antara (7/12)
Ia menyebut angka 22.985 babi yang mati tersebut menyebar di 16 kabupaten, Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar, dan Langkat.
Menurut dia, dari 16 Kabupaten yang terdapat kematian babi, Deli Serdang memiliki kasus tertinggi sebanyak 6.997 ekor, sedangkan yang tercatat kematian paling sedikit di Pematang Siantar sebanyak 12 ekor.
"Padahal sebenarnya kematian babi akibat hog cholera pertama kali diketahui terjadi di Dairi pada tanggal 25 September," ujarnya.Mengantisipasi peningkatan angka kematian babi, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menyemprotkan disinfektan, membuka posko, penguburan bangkai babi, dan mencegah masyarakat membuang bangkai babi secara sembarangan.
"Kami masih terus melakukan sosialisasi, penguburan tetap terhadap bangkai babi," katanya.
from CNN Indonesia https://ift.tt/38iCy9q
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "22.985 Babi Mati di Sumut Akibat Kolera"
Post a Comment