Search

Gestur Luwes Pidato Megawati dan Pesan Superioritas PDIP

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri tampil dengan gestur luwes berpidato di acara Kongres V PDIP, Kamis (8/8). Pernyataan-pernyataan Megawati banyak mengundang tawa para tamu. Peserta kongres yang hadir pun tak henti riuh.

Sejumlah diksi yang hampir tak pernah terlihat digunakan seperti gile, gue, lo, keren, dan mabok pun dikeluarkan oleh Presiden kelima Republik Indonesia itu.

Megawati juga mengeluarkan pernyataan yang mengundang gelak tawa hadirin saat menyapa Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang datang ke Kongres V PDIP.

Gaya berpidato yang luwes dan cair seperti ini tidak biasa terlihat dari Megawati. Biasanya, putri Presiden pertama Republik Indonesia itu berpidato dengan berapi-api dan tak jarang menitikkan air mata kala menceritakan sejarah perjuangannya memimpin PDIP.

Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan keluwesan itu menunjukkan suasana hati Megawati yang sedang bahagia karena PDIP berhasil mempertahankan kemenangan di Pemilu 2019 dan kembali mengantarkan Joko Widodo sebagai calon presiden terpilih untuk lima tahun mendatang.

Selain itu, menurutnya, keluwesan itu juga ditunjukkan Megawati karena tengah merasa sebagai magnet yang berhasil merapatkan sejumlah kekuatan politik nasional saat ini.

"Megawati banyak berkelakar itu adalah cerminan suasana hati yang sedang bahagia karena Pileg dan Pilpres menang. Lalu, seakan menjadi magnet kekuatan politik yang sekarangmerapat ke Megawati," kata Adi saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Jumat (9/8).

Adi menerangkan, gaya pidato yang luwes itu juga bisa dilihat bahwa Megawati tengah menjadi sebuah matahari yang bersinar terang saat ini.

Menurut dia, Megawati pun menunjukkan posisi superior yang seolah-olah berada di atas Jokowi. Hal itu, lanjut dia terlihat kala Mehawati meminta agar kader partai politiknya itu mengalokasikan kursi menteri di kabinet mendatang terbanyak untuk PDIP.

"Kalau mau jujur, kemarin itu menjadikan Megawati satu-satunya matahari bersinar terang, statement yang meminta jatah menteri menunjukkan sikap superior di atas Jokowi.

Meski demikian, Adi berpendapat, banyak substansi dari pernyataan Megawati dalam pidatonya tersebut yang menjadi persoalan.

Selain terkait jatah menteri untuk PDIP, kata dia, hal lain yang turut jadi persoalan ada tingkah Megawati yang sering menyebut nama Prabowo dan seolah menunjukkan bahwa PDIP sedang merasa nyaman bersama Gerindra saat ini.

Menurut dia, tingkah Megawati itu bisa jadi menguatkan anggapan tentang friksi di tengah partai politik koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.

Gestur Luwes Pidato Megawati dan Pesan Superioritas PDIPPrabowo di Kongres PDIP. (CNN Indonesia/Safir Makki)
"Jadi susah untuk menghindari tidak ada friksi, masalah Gondangdia (Kantor DPP Partai NasDem) dan Teuku Umar (kediaman Megawati) belum selesai secara seutuhnya," kata Adi.

Dia menyatakan, bila gaya luwes dalam berpidato Megawati ini tidak dikelola dengan baik maka berpotensi memperkeruh hubungan antara partai politik di koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.

Menurut dia, PDIP dan Megawati harus segera bisa mencegah hal ini meluas lebih jauh. "Sejak awal koalisi Jokowi itu semua partai sama, kalau diungkit dan selalu dipersoalkan berpotensi jadi perdebatan cukup serius," tuturnya.


Komunikasi Politik Milenial

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai gaya berpidato Megawati di Kongres V PDIP merupakan upaya untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan politik saat ini.

Politikus, kata dia, dituntut untuk berbicara dengan bahasa yang mudah dicerna oleh kalangan milenial atau usia 17 hingga 40 tahun.

"Segala yang disampaikan dalam bentuk santai, cair, dengan bahasa yang mudah dicerna, itu budaya kekinian," ucap Emrus.

Dia melanjutkan, tuntutan agar politikus berbicara dalam bahasa yang mudah dicerna sebenarnya tidak hanya datang dari kalangan milenial. Menurutnya, masyarakat yang telah berusia 40 tahun ke atas pun berharap agar para politikus tidak tampil seperti sedang menjaga jarak dengan masyarakat saat berpidato.

Emrus pun berpendapat, gaya berpolitik yang lebih luwes dan santai ini akan menjadi salah satu faktor penentu bagi partai politik untuk memenangkan kontestasi Pemilu 2024 mendatang.

Ia menilai, langkah Megawati tampil dengan gaya berpidato yang luwes di Kongres V PDIP kemarin merupakan upaya memberikan contoh kepada seluruh kader PDIP untuk memenangkan Pemilu 2024 mendatang.

"Apa yang diucapkan saya maknai tujuan ke sana (memenangkan Pemilu 2024). Semua kader PDIP, role model milenialnya, Megawati dan Jokowi," kata dia.

[Gambas:Video CNN] (mts/ain)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2OQ8FaZ
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Gestur Luwes Pidato Megawati dan Pesan Superioritas PDIP"

Post a Comment

Powered by Blogger.