Dalam sambutannya, Anies beberapa kali menyinggung beberapa pihak yang ia sebut menyangsikan program ini bisa terlaksana.
"Tugas kami memang untuk mengecewakan. Mengecewakan orang-orang yang pesimistis terhadap rencana kami," kata Anies.
Menurut Anies, salah satu masalah terbesar ibu kota adalah soal hunian dengan hampir 50 persen warga tinggal di rumah sewa, sementara harga properti dari tahun ke tahun terus meningkat.
Ia berharap program DP 0 Rupiah bisa mengurangi ketimpangan sosial.
"Karena mereka [warga] tidak terbawa dalam peningkatan eskalator peningkatan nilai properti. Karena itu yang harus dilakukan adalah mencari terobosan warga yang biasanya menyewa, bisa memiliki. Ternyata kendalanya bukan membayar bulanan melainkan membayar uang muka. Kita carikan skemanya."
Anies Baswedan tiba di lokasi peresmian Rusunami di Condet, Jakarta dengan menaiki bus TransJakarta. Ia mengatakan lokasi hunian ini bakal diintegrasikan dengan titik-titik transportasi publik.
"Kami juga mendorong penghuni kendaraan untuk menggunakan kendaraan umum. Kami sudah siapkan rutenya. Lagi-lagi, kita membangun Jakarta bukan dengan spontanitas tapi dengan gagasan, dengan ketersambungan," sambung Anies.
Program pembangunan rumah dengan skema pembayaran DP 0 Rupiah merupakan buah dari janji kampanye Anies Baswedan pada Pilgub 2017. Mekanisme ini diklaim mampu mendobrak pola yang selama ini terbentuk. Umumnya, bank dan pengembang menetapkan angka pembayaran uang muka sekitar 10 hingga 30 persen dari plafon pembiayaan rumah atau harga rumah.
Saat pendaftaran gelombang pertama, program ini menarik minat 2.359 pendaftar. Dari jumlah itu Pemprov DKI Jakarta menyeleksi hingga mengerucut ke 1.790 orang yang memenuhi syarat administrasi.
Hingga proses pengajuan kredit pada awal Agustus 2019, terdapat 1.063 pemohon yang diundang.
Sabtu (31/8) hari ini digelar peresmian serah terima rumah ke para penghuni. Salah satunya adalah warga Tanah Abang, Ai Nurhayati. Ia telah mengantongi kunci sejak 29 Agustus 2019 lalu atau dua hari sebelum peresmian.
"Daftarnya sudah setahun lalu. Kalau melihat kamarnya yang kecil, tapi kalau buat saya cukup," kata ibu dua anak tersebut saat dijumpai di Festival Samawa (Solusi Rumah Warga) DP 0 Rupiah di Jakarta, Sabtu (31/8).
Ai Nurhayati dan tiga anggota keluarganya langsung bisa menempati setelah kunci diterima. Namun ia baru berencana menghuni rumah vertikal di lantai 5 tersebut pada pengujung September 2019.
"Sekarang yang diterima kunci dan surat-surat perjanjian," sambung Ai.
Ia bakal memulai cicilan pertamanya pada bulan depan hingga 16 tahun mendatang. "Saya ngambil cicilan yang Rp1.598.000 per bulannya," ungkap dia.
Ai Nurhayati menambahkan, ada ketentuan mengenai keterlambatan ataupun ketidakmampuan membayar bagi para pendaftar.
"Kalau keberatan membayar bisa diambil alih Pemprov DKI, tapi bisa juga dikenakan denda per hari. Kurang tahu dendanya berapa, katanya by sistem."
Pembangunan hunian DP 0 rupiah dibangun di atas luas lahan 5.686 m2, dengan total mencapai 21 lantai, terdiri dari 780 unit yang dibagi menjadi tiga tipe.
Pertama tipe studio berjumlah 240 unit, seharga Rp184.800.000 - Rp195.800.000 per unit; tipe 1 kamar tidur berjumlah 180 unit, seharga Rp 210.760.000 - Rp213.400.000 per unit; dan tipe 2 kamar tidur berjumlah 360, senilai Rp 304.920.000 - Rp310.640.000 per unit.
from CNN Indonesia https://ift.tt/2HCFdiN
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Anies Soal Rumah DP 0: Tugas Kami Mengecewakan yang Pesimis"
Post a Comment