Search

BMKG: Masyarakat Kembali Trauma Akibat Gempa Banten

Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat di wilayah dekat pusat gempa Banten masih banyak yang berada di pengungsian meski peringatan dini tsunami telah berakhir.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut masyarakat memilih bertahan di pengungsian karena kembali mengalami trauma gempa.

"Sampai siang ini kami mendapatkan informasi masyarakat trauma. Wajar saja karena belum ada 1 tahun di selat Sunda tiba-tiba tsunami nonteknik," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Sabtu (3/8).

Rahmat kembali menyampaikan bahwa tak ada tsunami usai gempa Banten kemarin malam. Masyarakat diminta beraktivitas seperti sedia kala.

"Dan mewaspadai potensi gempa susulan," kata dia.

Gempa di Banten yang terjadi kemarin malam tercatat berkekuatan 6,9 magnitudo. Gempa terjadi pukul 19.03 WIB dan berpotensi tsunami. Namun peringatan dini tsunami diakhiri pukul 21.35 WIB.

Berdasarkan catatan BMKG gempa Banten getarannya terasa di Jakarta, Depok, Purwakarta, hingga Yogyakarta.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada satu orang meninggal dunia dan lebih seribu orang di Banten dan Lampung mengungsi akibat gempa Banten.

"Jumlah korban 1.050 jiwa mengungsi, empat orang luka-luka, satu orang meninggal dunia atas nama Rasinah, 48 tahun, Kampung Cilangkahan RT 03/01 Desa Pecangpari Kecamatan Cigemblong, akibat panik dan serangan jantung," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/8).

Agus juga mengatakan 113 bangunan mengalami kerusakan tersebar di Banten, Lampung, dan Jawa Barat. Dari jumlah itu tercatat 34 rumah kategori rusak berat, 21 unit rumah rusak sedang, 58 rumah rusak ringan, 1 kantor desa rusak ringan, dan 2 masjid rusak ringan.

[Gambas:Video CNN]

(dhf/wis)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2yBlkDS
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "BMKG: Masyarakat Kembali Trauma Akibat Gempa Banten"

Post a Comment

Powered by Blogger.