Fahri menganggap pertanyaan itu penting untuk dijawab dan dijelaskan oleh PLN guna menyusun langkah antisipasi agar peristiwa serupa tidak terulang kembali di hari mendatang.
Gempa berkekuatan magnitudo 6,9 mengguncang Jakarta dan sekitarnya pada Jumat (2/8). Gempa yang berlokasi pada 7.54 Lintang Selatan, 104.58 Bujur Timur atau pada 147 km Barat daya Sumur, Banten, dengan kedalaman 10 kilometer ini sempat dinyatakan berpotensi tsunami.
"Apakah kematian listrik kali ini yang begitu masih ada hubungannya dengan bencana alam, itu dulu yang harus ditegaskan. Apabila memang itu hubungannya dengan bencana alam, ada unsur kata stroke yang memang tidak bisa direncanakan. Tidak ada bencana alam yang persis dan benar-benar diketahui kapan akan terjadi," kata Fahri lewat pesan singkat kepada wartawan, Senin (5/8).
Dia berpendapat, PLN pun harus menjelaskan langkah antisipatis apabila hal ini kembali terjadi di wilayah Indonesia lain sehingga tidak menimbulkan dampak masif dan mengorbankan banyak konsumen.
Setelah itu bisa dijelaskan, lanjut politikus PKS itu, PLN harus mendesain sistem distribusi listrik yang lebih otonom di hari mendatang.
"Kalau black out terjadi secara masif karena sistemnya tidak otonom berbahaya sekali. Seharusnya pada titik bencana tertentu dia tidak menyebar sebagai sebab kematian listrik secara menyeluruh," kata dia.
Fahri juga meminta PLN menjawab tentang kerugian yang dihadapi konsumen akibat listrik padam.
Menurutnya, semua hal ini harus dijawab oleh PLN untuk memberikan ketenangan pada konsumen. Fahri menilai, diperlukan sebuah keberanian untuk korektif dalam menghadapi situasi seperti saat ini.
"Kalau desain kelistrikan kita ada masalah. Ini saatnya untuk kita memperbaikinya," tuturnya.
Presiden Joko Widodo tampak kurang puas dengan penjelasan Pelaksana tugas Direktur Utama PT PLN Sripeni Inten Cahyani mengenai peristiwa listrik mati di sejumlah wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, hingga Banten.
"Penjelasannya panjang sekali. Pertanyaan saya bapak ibu semuanya, ini kan orang pinter-pinter, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun-tahun," kata Jokowi di Kantor Pusat PT PLN, Jakarta.
Jokowi mempertanyakan jajaran PLN yang tak menghitung kalau terjadi kejadian gangguan listrik sehingga berdampak pada pemadaman di sejumlah wilayah. Menurutnya, listrik mati tiba-tiba itu berarti tak ada antisipasi dari PLN.
"Kok tahu-tahu drop [listrik] itu? Artinya pekerjaan yang ada tidak dihitung, tidak dikalkulasi. Dan itu betul-betul merugikan kita semuanya," ujarnya.
Menanggapi pertanyaan Jokowi, Sripeni menyatakan bahwa dirinya menjelaskan dengan rumus kalkulasi pasokan listrik. Sripeni menyebut sistem kelistrikan di Jawa-Bali terdapat dua sistem, yaitu sistem utara dan selatan, dengan total empat sirkuit.
"Sistem yang memasok yaitu utara dan selatan, itu ada dua sirkuit di utara dan dua sirkuit di selatan," ujarnya.
Dari total empat sirkuit itu, dua hilang secara tiba-tiba. Sementara di sistem selatan sedang dilakukan pemeliharaan rutin.
Sripeni mengakui PLN tak mengantisipasi kerusakan sistem lain saat melakukan pemeliharaan di salah satu sistem.
[Gambas:Video CNN] (mts/gil)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2Yqv0jO
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Fahri Hamzah Tanya PLN: Apakah Listrik Padam Terkait Bencana?"
Post a Comment