Isu pertama adalah radikalisme dan terorisme. Helmy mengatakan isu tersebut sudah mendesak untuk diprioritaskan mengingat kalangan pegawai negeri sipil (PNS) sudah terpapar.
Terlebih, merujuk dari informasi Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, sudah ada 3 persen anggota TNI yang terpapar radikalisme. Helmy menilai pemerintah selanjutnya mesti benar-benar serius menangkal penyebaran paham radikalisme.
"Terutama via media sosial," kata Helmy saat berkunjung ke kantor Transmedia, Jakarta, Jumat (9/8).
Isu kedua, kata Helmy, adalah kesenjangan ekonomi. Helmy mengamini bahwa sudah begitu banyak infrastruktur yang dibangun. Lapangan kerja juga sudah banyak tercipta.
Akan tetapi, lanjutnya, kesenjangan ekonomi tidak bisa ditampik. Dia menyebut 1 persen orang Indonesia menguasai 46 kekayaan negara.
"NU bukan antikonglomerasi. Tapi perlu dipikirkan pemerataan ekonomi dari hulu sampai hilirnya," kata Helmy.
Isu ketiga adalah kualitas sumber daya manusia (Indonesia). Helmy berharap pemerintah selanjutnya benar-benar melakukan pemerataan pendidikan.
"Bedanya jauh sekali," ucapnya.
Helmy mengatakan ketiga isu belum pernah disampaikan langsung kepada Presiden Jokowi. Dia berharap dapat membicarakan itu langsung dengan Presiden Jokowi.
Meski mengusulkan isu yang perlu diprioritaskan pemerintah, bukan berarti PBNU berharap diberikan kursi menteri untuk menjalankan ketiga isu tersebut. Helmy mengatakan semuanya tergantung kepada Presiden Jokowi.
"Tergantung portofolionya, dan tergantung Presiden juga," ujar Helmy.
[Gambas:Video CNN] (bmw/sur)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2ONZnfG
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "PBNU Usulkan 3 Isu Penting untuk Pemerintahan Jokowi"
Post a Comment