Jokowi mengatakan jika berpegang teguh pada semangat persatuan, maka rumah besar Indonesia tak akan runtuh, ambruk, dan punah. Jokowi mengibaratkan persatuan itu seperti tanaman kiambang yang kembali bersatu setelah sebuah biduk berlalu.
"Saya yakin, seyakin-yakinnya, persatuan Indonesia akan selalu sentosa. Seperti kiambang-kiambang yang bertaut kembali, setelah biduk pembelah berlalu. Saya yakin, seyakin-yakinnya, dengan berpegang teguh pada semangat persatuan Indonesia, maka rumah besar kita tidak akan runtuh, tidak akan ambruk, dan tidak akan punah, tetapi justru berdiri tegak. Bukan hanya untuk 100 tahun, 500 tahun, tapi untuk selama-lamanya.," kata Jokowi dalam pidato di depan Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Tahun 2019, Jumat (16/8).
Merujuk dari arti peribahasa di Kamus Besar Bahasa Indonesia, biduk lalu kiambang bertaut memiliki makna lekas berbaik atau berkumpul kembali. Hal ini serupa perselisihan antara sanak keluarga yang kembali rukun.

"Dalam rumah besar ini, semua anak bangsa bisa berkarya, bisa bergerak, dan bisa berjuang untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita kita bersama," tutur dia.
Jokowi menyatakan perbedaan bukan sebuah penghalang bagi masyarakat untuk bersatu. Menurutnya, dalam semangat persatuan, masyarakat menemukan energi yang dahsyat, untuk menggerakkan seluruh tenaga, pikiran, dan tetesan keringat untuk kemajuan Indonesia.
"Dalam persatuan itulah, kita menemukan solidaritas, kepedulian, dan semangat berbagi antarsesama anak bangsa," katanya. (fra/psp/ain)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2ZahKLE
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Biduk Lalu Kiambang Bertaut di Penutup Pidato Jokowi"
Post a Comment