Search

Munas Alim Ulama di Bali Soroti Gaya Dakwah Rasisme

Jakarta, CNN Indonesia -- Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama sebagai salah satu rangkaian agenda Muktamar V Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menghasilkan lima poin rekomendasi 'Seruan Bali'.

Salah satu poin yang disorot para ulama dalam seruan tersebut adalah menjauhkan dan mencegah dakwah Islam yang berpotensi memecah belah bangsa.

Mereka memandang bahwa gaya dakwah yang menyinggung sektarianisme, ekstremisme, rasisme, diskriminasi dan memaksakan kehendak bertentangan dengan ajaran Alquran.

"Itu bisa merusak harmoni bangsa Indonesia bangun keutuhan bangsa. Sikap itu harus diluruskan bersama-sama sebagai wujud amal ma'ruf nahi munkar dengan cara yang benar, santun dan bijak," kata Ketua Umum Jam'iyyatul Qurra Wal Huffazh (JQH) Nahdhatul Ulama, Saifullah Maksum saat membacakan seruan di Bali.

Seruan para ulama tersebut dibuat tak lepas dari berbagai kerusuhan yang terjadi akhir-akhir ini di berbagai daerah di Indonesia.

Lebih lanjut, para ulama turut menyerukan agar metode dakwah harus dilakukan dengan menggunakan cara yang benar dan mengedepankan keteladanan.

"Kegiatan dakwah tak boleh dikotori tujuan apapun kecuali tujuan dakwah. Dakwah harus berikan spirit kehidupan, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Anfal ayat 44," kata dia.

Poin ketiga, para ulama turut meminta PKB menjalin dialog dengan berbagai kelompok keagamaan agar bisa menyerap aspirasinya dengan baik. Tak hanya itu, PKB seharusnya dapat menjadi parpol yang inklusif dan terbuka bagi semua kalangan.

"PKB harus diarahkan menjadi rumah besar semua elemen umat beragama dengan berbagai elemen," kata dia.

Munas Alim Ulama di Bali Soroti Gaya Dakwah RasismeKetua Umum PBNU Said Aqil Siraj menghadiri Munas Alim Ulama di Nusa Dua, Bali, Selasa (20/8). (Dok. Istimewa)
Selain itu, poin keempat yang diserukan yakni menyarankan agar para ulama dapat mencontoh model dakwah lima Walisongo di era digital saat ini.

"Dakwah harus didorong untuk memiliki kemampuan adaptasi perubahan pola hidup masyarakat di era ini. Model dakwah Walisongo harus dipertahankan tapi dengan metode dukungan dan media perangkat yang berlaku di era digital," ujar Saifullah.

Poin terakhir, para ulama menyerukan agar negara dapat memberikan afirmasi agar model dakwah Walisongo bisa eksis dan bisa diakses secara digital. Ia juga mendorong agar pemerintah bisa memberikan fasilitas yang memudahkan untuk kegiatan dakwah di media sosial. 

"Agar dapat berikan fasilitas untuk kegiatan dakwah yang di publish di tv, medsos sehingga hak masyarakat untuk pelajari agama dengan benar dapat terjamin dan terjaga," kata dia.


Munas Alim Ulama dihadiri sekitar 1.000 ulama dari seluruh Indonesia. Beberapa ulama tersohor yang hadir dalam agenda tersebut di antaranya Ketum PBNU Said Aqil Siraj, Khatib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf, Mustasyar PBNU Dimyati Rois, Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini hingga pimpinan Pondok Pesantren Ora aji Sleman Gus Miftah.

Selain itu, jajaran pengurus PKB pun turut hadir dalam acara tersebut. Di antaranya Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Sekjen PKB Hanif Dhakiri hingga Anggota Dewan Syuro PKB, Maman Imanulhaq.

[Gambas:Video CNN] (rzr/pmg)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2ZiXbRu
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Munas Alim Ulama di Bali Soroti Gaya Dakwah Rasisme"

Post a Comment

Powered by Blogger.