Search

'Bangkai' Bus TransJakarta yang Kini Jadi Target Pencurian

Jakarta, CNN Indonesia -- Bus-bus TransJakarta teronggok begitu saja di sebuah lahan kosong, Jalan Nusantara II, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Jumlahnya bukan belasan atau puluhan, tapi sekitar 300 unit. Tak cuma terbengkalai, bus-bus itu juga menjadi target pencurian. Sejumlah suku cadang bus raib dicuri maling.

Ratusan armada yang didominasi warna oranye dan merah ini berjejer agak rapi dengan badannya yang terselimuti ilalang.

Seluruh bus di bagian depan tertempel stiker berwarna dasar hijau. Pada stiker itu tertulis "Budel Pailit PT.Putera Adi Karyajaya (Dalam Pailit) Sesuai Putusan Perkara NO.21/PDT.SUS-PAILIT/2018/PN.NIAGA.JKT.PST, Tertanggal 20 September 2018 Dalam Pengawasan Kurator Dan Pengadilan Niaga Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat."

Bus-bus ini jelas tak terpakai. Kondisinya mengenaskan. Sudut-sudut bus banyak yang berkarat, usang, dan rusak. Kaca di beberapa bagian banyak yang sudah pecah. Pun demikian dengan bodi bus, tak sedikit komponennya yang sudah tak ada.

"Tapi (mesin) masih ada yang bisa hidup," kata Ahmad Abdullah (36) ditemui CNNIndonesia.com, Selasa (30/7),

Abdul, biasa dia disapa, merupakan pemilik warung di sekitar lokasi yang juga diminta untuk menjaga lahan 'kuburan' ratusan bus TransJakarta ini. Sebagaimana terpampang di tembok, lahan ini dalam Pengawasan Kantor Advokat & Kurator Lumban Tobing dan Rekan.

Dia tak bisa bicara detail mengenai onggokan 300 bus yang disiapkan untuk moda transportasi di Jakarta tersebut. Yang jelas, dia sudah menjaga lahan ini sejak tiga tahun silam. Dia menyebut pemilik lahan bernama Sugianto.

"Tidak tahu saya (pemilik 300 bus ini). Saya cuma dipesankan untuk menjaga lahan dari yang punya lahan, selebihnya silahkan tanya kurator saja ya," ucapnya.

Bus-bus ini mulai 'dikubur' di sini sejak tahun lalu. Sebagian besar bus-bus ini dibawa dengan cara diderek oleh tiga hingga lima orang. Sehari mereka mengirim tiga unit. Biasanya mereka membawa bus ini pada malam hari.

Semakin hari, kian banyak bus yang dibawa ke sini. Abdul mengakui pengiriman bus ini memang dicicil per hari hingga kini berjumlah sekitar 300 unit.

"Terakhir pengiriman itu pas bulan puasa kemarin. Kalau ditotal ada 300 unit," kata Abdul.

Sasaran Pencurian

Keberadaan 300 'bangkai' bus TransJakarta ini bukan tanpa masalah. Warga sekitar mengeluhkan bus-bus yang diparkir di sini.

Camat Dramaga Adi Henryana mengatakan bangkai bus-bus TransJakarta tersebut mulai dikirim sejak 18 Juli 2018. Keberadaannya dimulai dari laporan dari warga sekitar.

"Saat itu memang ada keresahan dari warga. (Mereka) melapor ke kami," kata Adi kepada CNNIndonesia.com.

Adi menjelaskan warga resah karena bus-bus itu menjadi target pencurian. Sebab, pihaknya menerima laporan sejumlah komponen bus dicuri, seperti kabel, bagian bodi bus, dan lain-lain.

"Ada kalau nggak salah sekitar tahun 2018. Yang hilang sparepart waktu itu seperti kabel dan bodi bus," ujar Adi.

Bangkai 300 Bus TransJakarta di Bogor Jadi Sasaran PencurianWarga sekitar resah dengan keberadaan 300 unit bus TransJakarta yang kini jadi 'bangkai' karena menjadi sasaran pencurian. (CNN Indonesia/Aria Ananda).
Saat menerima laporan, pihaknya kemudian mengecek langsung ke lokasi. Tidak ditemukan siapa yang bertanggung jawab atas bus-bus tersebut.

Namun belakangan, dari hasil penelusuran, pemilik dari bus-bus tersebut tadinya adalah PT. Adi Teknik Ecopindo. Kemudian dikuasakan ke kurator Lumban Tombing dan Rekan. PT Adi Teknik Ecopindo sendiri sudah dinyatakan pailit alias bangkrut berdasarkan putusan PN Jakarta Pusat sebagaimana yang ditempel pada bagian depan bus.

"Berdasarkan surat yang saya terima bus-bus ini tadinya milik PT. Adi Teknik Ecopindo tapi sudah dikuasakan kepada kurator yakni Lumban Tobing dan Rekan," kata Adi.

Adi menjelaskan kurator menempatkan bus-bus itu di lahan tersebut untuk sementara sebelum nantinya dilelang. Lahan tersebut milik relasi Lumban Tobing dan Rekan yang disewa.

Tak cuma meresahkan, masalah lain terkait ini adalah soal perizinan. Adi menyebut perizinan mengenai tempat penyimpanan bus-bus ini tidak bisa dikeluarkan pihak Kecamatan Dramaga, tetapi harus dari Pemerintah Kabupaten Bogor.

"Sekarang kami sudah laporkan ke pihak kabupaten, nanti kita akan dapat imbauan dari kabupaten. Masalahnya, untuk perizinan itu harus dari Pemda, bukan dari kecamatan," ujar Adi.

Pengadaan Tahun 2013 yang Berujung Korupsi

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan bus yang kini ditempatkan di lahan tersebut merupakan bagian dari 14 paket proyek pengadaan bus TransJakarta pada tahun 2013.

"Bus-bus di Bogor itu bagian dari masalah 14 paket proyek pengadaan bus TransJakarta 2013 lalu," ujar Syafrin saat dihubungi CNNIndonesia.com.

Pada tahun 2014 Pemprov DKI telah memberikan uang muka sebesar Rp110,2 miliar atau 20 persen dari nilai proyek Rp1,6 triliun.

"Kita waktu itu sudah bayar Rp110,2 miliar uang muka, 20 persen dari total biaya Rp1,6 triliun untuk pengadaan bus TransJakarta itu. Cuma kan nggak jadi dilunaskan karena (pengadaan) dari penyedianya bermasalah," kata Syafrin.

Diketahui pengadaan 14 paket proyek tersebut berujung korupsi. Kasus ini muncul dari Gubernur DKI kala itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang enggan melunasi 531 unit bus karena bermasalah dan terindikasi korupsi. Apalagi Pemprov DKI menemukan 14 unit bus yang dibeli ternyata berkarat dan diduga barang bekas.

Indikasi itu makin jelas ketika Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan masalah persengkongkolan para peserta tender. KPPU pada 2014 memutuskan 19 peserta tender melanggar aturan.

Kejaksaan Agung kemudian menetapkan Kepala Dishub DKI Udar Pristono serta anak buahnya, Drajad Adhyaksa, dan Setyo Tuhu sebagai tersangka dalam pengadaan 14 paket bus TransJakarta tersebut.

Dalam proses hukumnya Udar cs kemudian divonis bersalah oleh Pengadilan Tipikor. Hakim memvonis Udar 13 tahun penjara, serta Drajad dan Setyo dihukum masing-masing tujuh tahun penjara.

Meski demikian, Syafrin menegaskan bahwa kini 300 bus TransJakarta yang terbengkalai di Dramaga tak terkait dengan Pemprov DKI. Sebab dari awal bus-bus itu tidak dilunasi Pemprov DKI karena pengadaannya yang bermasalah.

Dia menyebut kepemilikan bus-bus dimaksud merupakan milik perusahaan penyedia yang ikut tender pada 2013. "Kita serahkan ke penyediaan mau diapakan (bus-bus) itu," ucapnya.

Sementara itu CNNIndonesia.com belum belum mendapat tanggapan dari PT. Adi Tehnik Equipindo maupun Advokat Lumban Tobing dan Rekan.

[Gambas:Video CNN] (ara/osc)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/2YGw1DT
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "'Bangkai' Bus TransJakarta yang Kini Jadi Target Pencurian"

Post a Comment

Powered by Blogger.