Berdasarkan keterangan dari BPBD Sulawesi Tengah rincian 10 desa terdampak itu ada di Kecamatan Moilong (5 desa), Toili (4 desa), dan Toili Barat (1 desa). Akibat banjir tersebut, setidaknya 1.450 kepala keluarga terdampak harus mengungsi.
Selain itu banjir tersebut mengakibatkan dua jembatan rusak di mana salah satunya rusak berat sehingga tak bisa dilewati kendaraan.
"Kondisi pada Kamis (18/7) pukul 11.54 WITA hujan sudah mulai reda namun air masih menggenangi beberapa perumahan," demikian keterangan yang diterima CNNIndonesia.com, Jumat (19/7).
Sementara itu, berdasarkan keterangan dari BPBD Banggai, pada pagi ini banjir sudah mulai surut dan aktivitas mulai normal.
Seperti dilansir dari Antara, warga terdampak banjir di tiga kecamatan Banggai itu bertahan di pengungsian hingga malam tadi. Mereka bertahan di sana karena ketinggian air yang masih menggenangi lingkungan tempat tinggal mereka.
Kepala Satuan Koordinasi Rayon (Kasatkoryon) Banser Toili Eko Sukma Wijaya mengatakan ketinggian air bervariasi tergantung dari tinggi rendahnya daratan.
"Ketinggian air ada yang sampai dua meter," katanya.
Eko mengatakan sejumlah anggotanya di wilayah itu diterjunkan ke lapangan untuk membantu evakuasi korban dan harta benda yang berharga.
Ia menjelaskan banjir yang melanda puluhan desa di tiga kecamatan tersebut mengakibatkan ratusan hektare sawah tertutup banjir, seperti di Kecamatan Toili diperkirakan mencapai 150 hektare.
Selain itu pepohonan juga banyak yang tumbang, jembatan ambrol dan jalan raya putus karena tertutup air yang mengalir deras.
Sementara itu, dikutip dari keterangan BPBD Sulsel, sejauh ini baru terdata satu korban tewas karena banjir di kawasan Banggai tersebut. Korban tewas itu atas nama Wagini, 29, karena terseret derasnya arus air di area banjir Desa Bumiharjo, Kecamatan Moilong.
[Gambas:Video CNN] (kid/gil)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2YbLGKN
via IFTTT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "10 Desa di 3 Kecamatan Banggai Tergenang Banjir, 1 Tewas"
Post a Comment