Search

Novel Baswedan Bicara Jelang Pengumuman Tim Gabungan

Jakarta, CNN Indonesia -- Novel Baswedan tampak bersahaja pagi tadi, Rabu (17/7). Meski diburu waktu urusan pekerjaan di luar kota, Novel masih bisa menyempatkan wawancara di kediamannya, Jakarta.

Tim gabungan bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian bakal mengumumkan hasil investigasi yang telah dikerjakan selama 6 bulan untuk mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap Novel.

Penyidik senior yang terlibat dalam sejumlah kasus besar di KPK itu hanya berujar, "saya sejak awal katakan saya pesimis dengan tim gabungan ini. Semoga saja, pesimis saya salah ketika hasil investigasi itu signifikan."


Novel diketahui punya andil membongkar beberapa kasus besar di KPK, seperti megakorupsi proyek KTP elektronik, suap yang menjerat bekas Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar dan korupsi proyek simulator SIM Korlantas Polri.

Namanya semakin dikenal masyarakat luas saat Novel hendak menangkap mantan Bupati Buol, Amran Batalipu.

Memasuki April 2017, Novel harus rehat sementara dari tugas karena disiram air keras usai melaksanakan salat subuh di Masjid Al Ihsan. Dua orang tak dikenal membuat sepasang matanya terluka. Bahkan, mata kirinya hampir rusak.


Lebih dua tahun berjalan, penanganan kasus penyiraman air keras terhadap Novel mandek. Tapi hal itu tak menyurutkannya untuk terus menegakkan hukum dan menangkap para koruptor.

Berikut petikan wawancara wartawan CNNIndonesia.com Ryan Hadi Suhendra dengan Novel Baswedan.

Hari ini tim pakar bentukan Kapolri akan mengumumkan hasil investigasi. Apa harapan Anda?

Tentunya saya ingin ketika hasil itu disampaikan, saya bisa memberikan apresiasi. Dan apresiasi itu akan saya berikan apabila hasilnya benar-benar signifikan. Karena kalau hasilnya sekadar, apalagi hasilnya hanya bicara spekulasi, motif, dan lain-lain yang itu tidak berkorelasi dengan pembuktian perkara, saya kira itu bukan suatu hal yang diharapkan oleh siapa pun.

Saya berharap hasilnya bisa mengungkap pelaku lapangan. Saya beri contoh begini, seandainya kasus pembunuhan Kashoggi di Turki diungkap dengan cara diceritakan bahwa, 'O, ini ada motif, keterlibatan pejabat ini, itu, ini, itu, motif politik, dan lain-lain, tidak akan pernah terungkap. Tapi karena polisi Turki mengungkap dengan cara melihat TKP, mengejar pelaku lapangan, maka pengungkapannya bisa detail. Nah, kita semestinya bisa mencontoh itu.

Masa polisi Indonesia kalah dengan polisi Turki? Saya ga yakin kalah, saya yakin lebih baik dari polisi Turki. Oleh karena itu, hasilnya diperlihatkan.

Novel Baswedan Bicara Jelang Pengumuman Tim GabunganTim gabungan pengusut kasus Novel Baswedan (CNNIndonesia/Gloria Safira Taylor)

Anda berharap pelaku lapangan diungkap terlebih dulu?

Harus. Street crime itu dimulai dari pelaku lapangan. Saya mau balik, pernahkah ada street crime, apalagi sudah lebih dari dua tahun, diungkap dari motif? Saya pastikan tidak pernah. Di dunia mana pun tidak pernah.

Jadi, saya kira untuk membuktikan dengan itikad baik haruslah dimulai dengan menemukan pelaku lapangan. Dan saya kira itu bukan hal yang sulit.

Bagaimana dengan motif politik yang sempat disinggung tim gabungan?

Terus bicara motif untuk apa? Harusnya dimulai dari pelaku lapangan, baru ditelusuri motif, aktor intelektual, dan lain-lain. Tapi, kalau belum-belum bicara motif, saya sangat yakin hanya untuk mengaburkan peristiwa yang sebenarnya. Karena pasti itu yang akan terjadi.

Kalau sudah bicara motif, ditarik sana-sini, masing-masing membantah, dan lain-lain, yang terjadi perbuatan pokoknya justru malah hilang; kabur. Sama seperti penyerangan kepada orang-orang KPK yang selama ini tidak pernah diungkap, ceritanya akan sama.


Anda sempat menyinggung dugaan keterlibatan jenderal polisi di kasus ini. Seberapa yakin dugaan Anda bisa terungkap?

Menurut Mas gimana? Harusnya bisalah. Kita kan polisinya profesional, tapi apakah betul-betul profesional, ya kita lihat nanti garis kerjanya.

Dan salah seorang tim pakar pun dalam pertemuan di KPK sudah mengatakan adanya keterkaitan atau penyerangan saya ini adalah melibatkan oknum Polri. Itu disampaikan jelas di depan Pimpinan KPK. Dan saya kira tim pakar punya keahlian, pengetahuan, dan pengalaman untuk melakukan pengungkapan dengan apa adanya.

Novel Baswedan Bicara Jelang Pengumuman Tim GabunganKapolri Jenderal Tito Karnavian. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Seberapa sering Anda berkomunikasi dengan tim gabungan?

Saya komunikasi, pernah beberapa kali (anggota tim gabungan) datang ke sini (rumah saya), di depan rumah saya bicara cukup banyak. Ketika di KPK juga komunikasi. Beberapa di antaranya juga komunikasi dengan saya melalui komunikasi handphone.

Sekiranya pelaku tak juga diungkap, apakah TGPF bisa jadi solusi terakhir?

Saya sejak awal katakan, saya pesimis dengan tim gabungan ini. Dan pesimis saya alasannya apa, sudah berkali-kali saya sampaikan.

Sekarang sebetulnya adalah penentuan: apakah pesimis saya itu benar atau ternyata saya salah? Dan saya akan berikan apresiasi dan berterima kasih dengan tim ini apabila pesimis saya salah.

Kalau pesimis saya benar, tentu kembali lagi saya mengingatkan Pak Presiden, bahwa janji beliau untuk membentuk tim sudah tidak ada alasan lagi. Dan ini kepentingan kemanusiaan; kepentingan peradaban. Masa ada penyerangan begitu tidak diungkap.

Pendapat Anda, apa yang menyebabkan Presiden tersendat membentuk TGPF?

Saya tidak mau spekulasi ya; nanti repot. Cuma intinya saya mau katakan bahwa Pak Presiden kan pemimpin negara kita, pemimpin kita semua, dan beliau mestinya punya interest yang cukup kuat dengan hal ini.

Karena ini sekali lagi bukan hanya serangan kepada diri saya, serangan kepada orang-orang KPK lainnya juga tidak satu pun yang diungkap. Sehingga, tim gabungan pencari fakta yang independen, yang dibentuk oleh Presiden, dengan mandat yang kuat itu penting untuk mengungkap ini semua. Agar tidak terus kemudian terdampar dalam sejarah menjadi hal yang buruk.


Anda sampai sekarang masih terlihat tegar, bagaimana bisa?

Begini, sejak awal saya tahu di KPK risiko tinggi. Berantas korupsi itu kan bukan enak. Pasti dilawan; serangan balik pasti. Dan kita juga tahu bahwa jeleknya atau akibat korupsi di Indonesia itu sangat luar biasa. Sehingga, komitmen siapa pun orang yang punya nasionalisme tinggi pasti akan melakukan hal-hal yang serius untuk melakukan hal ini.

Karena saya paham dengan risiko-risiko itu, maka sejak awal saya diserang, saya kemudian harus berpikir bahwa ini ada peluang dibiarkan dan lain-lain. Maka, sebagai seorang beragama, saya kemudian ingin mengambil dari sisi positif. Apa itu? Saya tahu bahwa ini semua tidak luput dari kehendak Allah SWT. Maka, saya ikhlas.

Saya maafkan pelaku bahkan, tapi saya tidak boleh maklumi. Saya tidak boleh biarkan. Kenapa? Saya tidak ingin terjadi dengan orang lain. Oleh karena itu bagi saya, saya tidak pernah merasa masukan di hati masalah hal itu. Tapi, untuk kepentingan negara, tidak boleh kemudian yang begini dibiarkan. Karena akan rusak.

Diperlukan jiwa patriotik untuk berani berjuang seperti itu. Ini juga saya harapkan semoga ke depan anak-anak Indonesia juga mempunyai semangat yang sama demi kepentingan bangsa dan negara.

Novel Baswedan Bicara Jelang Pengumuman Tim GabunganEmha Ainun Najib dan Najwa Shihab mendukung pengungkapan kasus yang menimpa Novel Baswedan. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Apakah ancaman itu juga menimpa teman-teman Anda di KPK?

Sebenarnya dari Wadah Pegawai KPK berkali-kali mengatakan itu. Bahwa ancaman, teror itu banyak. Terus bahkan beberapa waktu yang lalu masih terjadi. Kita berharap itu dihentikan. Tidak boleh terjadi terus-menerus.

Dan saya sadar bahwa risiko itu ada. Bukan berarti kalau protes itu cengeng dengan risiko. Tapi ketika ada suatu serangan dan kemudian dibiarkan, bahkan orang-orang yang bertanggung jawab menjaga keamanan justru malah terlibat dalam penyerangan, maka ini bukan risiko yang dimitigasi dengan logis. Ini suatu hal yang buruk sekali.

Oleh karena itu, sikap memperjuangkan atau mempermasalahkan atau mendengungkan ini terus, itu menjadi hal yang penting bagi kita semua mestinya.

Ancaman itu termasuk juga dengan penanganan kasus baru?

Iya. Saya kira kita juga masih ingat beberapa waktu lalu Pimpinan KPK pun diteror. Bahkan, dilempar bom molotov yang itu berpotensi membakar rumahnya. Tapi kan tidak ada yang terungkap satu pun.


Variasi serangan apa saja?

Banyak di lapangan kawan-kawan KPK yang kemudian mereka diteror. Tapi detail terornya apa tentunya akan lebih baik kalau nanti dari Wadah Pegawai atau Humas KPK yang menyampaikan.

Apa yang bisa Anda sampaikan untuk masyarakat dalam katakanlah mendukung pencegahan dan pemberantasan korupsi?

Kita mesti sadar bahwa korupsi itu suatu hal yang luar biasa. Memang karena efek dari korupsi, orang-orang yang berbuat korupsi dapat uang banyak, dia bisa berbuat apa pun untuk memutar balik fakta untuk membuat seolah-olah tidak ada apa-apa.

Tapi kita mesti sadar bahwa negara itu betul-betul dirongrong oleh pelaku-pelaku korupsi. Oleh karena itu, marilah kita yang mengaku punya nasionalisme tinggi, yang punya kepentingan, yang memiliki rasa memiliki negara, marilah kita pupuk jiwa patriotik untuk terus mau berjuang; untuk mau terus membela kepentingan bangsa dan negara.
[Gambas:Video CNN]

(ryn/gil)

Let's block ads! (Why?)



from CNN Indonesia https://ift.tt/32woS7R
via IFTTT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Novel Baswedan Bicara Jelang Pengumuman Tim Gabungan"

Post a Comment

Powered by Blogger.